SANGATTA – Program pemenuhan listrik masyarakat yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) dihadapkan beberapa masalah serius. Pasalnya, dari sembilan investor yang berencana membangun pembangkit, baru satu yang menyatakan keseriusannya. Sementara sisanya, masih dalam tahap menyusun Feasibility Study (FS) atau studi kelayakan.
“Baru satu yang serius dan akan segera memulai investasi pengembangan listrik di Kutim. Yang lain, kami belum terima kabarnya,” ucap kepala Bagian Sumber Daya Alam Sekretariat Kabupaten (SDA Setkab) Kutim, Pranowo saat berlangsungnya rapat kerja baru-baru ini.
Meski sudah menyatakan keseriusannya, lanjut dia, investor tersebut kembali dihadapkan masalah terbatasnya jaringan distribusi. Sehingga, kalaupun pembangkit terbangun, hanya dapat melayani kebutuhan listrik masyarakat yang ada di Sangatta saja.
“Itu juga jadi masalahnya. Makanya, sekarang masih dalam proses kajian,” katanya.
Sementara untuk akses power, lanjut Pranowo, adalah penyediaan dari PT Telen di Kecamatan Kaubun. Rencananya, perusahaan tersebut akan membagikan kelebihan daya listriknya kepada Desa Bukit Permata dan Desa Mata Air di Kecamatan Kaubun. Namun rencana ini masih terkendala permasalahan jaringan listrik yang belum tersedia.
“Jadi kasusnya juga sama. Masih kendala dengan jaringan listrik,” sebutnya lagi.
Sementara itu, Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang berharap adanya klasifikasi jelas terkait rencana investasi listrik tersebut. Sehingga dapat diketahui keseriusan para inventor tersebut untuk membangun akses power dan jaringan listrik di Kutim.
“Bahkan, program listrik ini harus masuk dalam program kerja 2017 mendatang. Sehingga bisa dipastikan bahwa program kelistrikan masyarakat sudah bisa berjalan mulai 2017 mendatang,” harap Kasmidi. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: