BONTANG – Rencana Pemkot menertibkan lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) di halaman Stadion Bessai Berinta (Langlang) menuai kritik dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bontang. Keputusan yang dilakukan Pemkot ini pun dianggap blunder. Sebab kata mereka, PKL merupakan pejuang ekonomi kreatif di tengah kondisi lesunya perekonomian di Bontang setahun terakhir, yang semestinya dibina dan diperhatikan.
Hal ini disampaikan Ketua Hipmi Bontang Muhammad Aswar saat menghubungi Bontang Post, melalui sambungan telepon Rabu (12/7) kemarin. Ia menuturkan, sedari awal polemik ini sebenarnya tidak akan heboh di media sosial, manakala Pemkot terlebih dahulu mengajak perwakilan pedagang untuk duduk bersama.
“Apakah Pemkot sudah konfirmasi ke pedagang dulu ? ini yang mestinya dicari solusinya jangan tiba-tiba keluar surat untuk meminta dilakukan pembongkaran. Ini kota kecil, hal-hal seperti ini dapat membuat gaduh,” katanya.
Belum lagi dengan isi surat pemberitahuan tersebut yang meminta pembongkaran selambat-lambatnya Selasa (25/7) dua pekan mendatang, jika pedagang tak melakukan pembongkaran maka Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang bakal melakukan penertiban. Ia pun sangat menyangkan maklumat dari isi surat yang ditandatangani langsung oleh Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Kadisporapar) Bambang Cipto Mulyono itu.
Defisit keuangan yang sedang melanda Bontang, lanjut Aswar menuntut siapapun untuk menjadi kreatif, salah satunya dengan berjualan. Keberadaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) penting untuk menggairahkan sektor ekonomi kecil, sehingga harus dibina dan dilindungi.
“Pemerintah harus mempertimbangkan jumlah pedagang yang menggantungkan hidupnya di lapak tersebut , termasuk manfaat ekonomi secara umum kepada masyarakat dengan keberadaannya,” tuturnya.
Menurutnya, keberadaan UKM di halaman stadion seharusnya ditangkap Pemkot sebagai sebuah peluang. Langlang sudah semestinya disulap menjadi salah satu ikon destinasi wisata kuliner di Bontang. Lantaran lokasi tersebut, dari pagi hingga petang hari, kini tak hanya menjadi sarana warga untuk berolahraga, namun sebagai tempat kerabat dan sanak keluarga berkumpul sekedar menghabiskan waktu.
“Sebenarnya lapak di Langlang tidak tertata karena Pemkot tidak melihat peluang ini, nah oleh sebab itu kami meminta Pemkot untuk menata dan mendesain kawasan tersebut sebagai kawasan umum yang nyaman dengan penataan lapak dan fasilitas lainnya yang representatif yang didukung dengan fasilitas Toilet, Wifi gratis, Mushollah, tempat bermain anak dan lain-lain,” terangnya.
Nantinya, kawasan tersebut tak hanya menjual kuliner namun, bisa juga pelaku usaha industri lokal lain dapat memasarkan produknya. Sehingga pengunjung yang datang tak hanya warga lokal, namun juga warga luar yang datang dari luar daerah.
Kemudian, alasan Pemkot ingin menertibkan lapak lantaran lokasi tersebut bakal dipusatkan sebagai area parkir peserta upacara peringatan detik-detik peringatan HUT RI ke-72. Ia menawarkan dua opsi yang sekiranya bisa dipilih ketimbang, mengorbankan PKL.
Pertama, peserta upacara sebaiknya menggunakan bus pemkot sehingga tidak memakan area parkir yang banyak. Kedua, Pemkot dapat menggelar upacara bersama dengan perusahaan semisal upacara peringatan HUT RI yang digelar rutin setiap tahun oleh PT Pupuk Kaltim di Stadion Mulawarman.
“ Dalam waktu dekat kami akan melakukan auidiensi ke Pemkot dengan mengundang perwakilan PKL,” tukasnya. (*/nug)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post