bontangpost.id – Warga Selangan, Kelurahan Bontang Lestari nampaknya harus bersabar. Kerusakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tak bisa diperbaiki dalam waktu singkat. Ketiadaan anggaran membuat perbaikan serta pengadaan alat yang rusak tak bisa dikerjakan.
Kepala Bidang Pertamanan, Pemakaman, dan Penerangan Jalan Umum (PJU) Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Bontang, Andi Ilham menerangkan alat yang rusak merupakan tombol stater PLTS. Kerusakan terjadi sejak 10 Mei lalu.
“Kami terkendala di anggaran, alat tidak ada stok di sini,” ungkapnya, Selasa (9/6/2020).
Tidak hanya itu, pihaknya juga akan melakukan inventarisasi terkait kebutuhan pada PLTS tersebut, agar tetap menerangi wilayah pesisir. Setelah itu, semua kebutuhan akan diusulkan ke tim anggaran.
“Kalau masuk (anggaran) ya alhamdulilah, kalau tidak ya bekerja apa adanya,” ujarnya.
Pihaknya menerangkan, dalam empat kali setahun, mereka melakukan monitoring dan pemeliharaan di lima daerah yang memakai PLTS. Di antaranya Selangan, Gusung, Tihi-Tihi, Malahing dan Lok Tunggul.
“Jadi operator kami yang ada di pulau itu seperti Selangan, melakukan pembersihan dan melaporkan kerusakan,” ucapnya.
Ditambahkan Staf PJU Disperkimtan Hassanal Ikrom, alat yang rusak itu belum diketahui apakah harus diperbaiki atau diganti. Hal itu baru diketahui jika barang tersebut dikirim ke PT LEN di Bandung, produsen alat tersebut. Sehingga pihaknya tidak dapat membongkarnya sembarangan. Tidak hanya terdapat tombol stater saja, melainkan juga beberapa alat yang harus dikirim. Dengan begitu perusahaan tersebut akan merekomendasikan apa yang perlu diperbaiki atau diganti.
“Kami tidak bisa prediksikan (masa perbaikan) satu bulan atau dua bulan, karena antre,” ujarnya.
Apalagi, sejak rasionalisasi anggaran sebab Covid-19, anggaran perbaikan PLTS terkena imbasnya.
“Kami sudah anggarkan untuk perbaikan, cuman karena Covid-19, banyak anggaran yang dialihkan ke Covid,” tambahnya.
Pihaknya kini menunggu, apakah anggaran tersebut dapat kembali pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Perubahan.
“Kalau ada (anggaran), baru kita perbaiki,” katanya.
Kerusakan ini, lanjut Hassanal, dipengaruhi beberapa hal. Salah satunya umur barang yang sudah tua. Sebab PLTS ini sudah beroperasi sekira 8 tahun lamanya, terhitung sejak 2012 lalu hingga kini. Perawatan rutin selama ini, diklaim menjadi alasan bertahannya PLTS.
“Sebagaimana barang elektronik ya, apalagi di atas laut, petir segala macam, korosi dan umur,” paparnya.
Diketahui, walaupun PLTS ini rusak tetapi di Selangan memiliki mesin genset bantuan perusahaan yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik di daerah pesisir tersebut. Akan tetapi membutuhkan biaya untuk bahan bakar. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post