bontangpost.id – Rangkaian pelaksanaan ujian sekolah telah berakhir. Tepatnya pada Senin (12/4/2021) kemarin. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Akhmad Suharto mengatakan evaluasi akan dilaksanakan pekan ini. Namun secara keseluruhan tidak ada kendala selama skema simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) tersebut.
“Karena baru berakhir pelaksanaan ujian sekolah, maka evaluasi dijadwalkan setelahnya,” kata pejabat yang akrab disapa Harto ini.
Sepanjang pemantauannya, kegiatan itu berjalan lancar. Baik di jenjang SD maupun SMP. Termasuk terkait kepatuhan siswa terhadap protokol kesehatan (prokes). Mengingat tiap sekolah bahkan mengatur waktu keluar dari area sekolah tiap ruangnya. Sehingga tidak ada kerumunan yang terjadi.
“Terlihat seperti sepi karena skemanya sudah diatur sedemikian rupa,” ucapnya.
Kendala yang ditemukan hanya sebatas gangguan jaringan dan keterlambatan peserta ujian. Namun, ia menyadari tidak dapat memantau seluruh sekolah. “Tidak ada laporan yang lain,” tutur dia.
Dalam evaluasi nantinya akan menampung kekurangan selama proses ujian sekolah. Supaya dapat ditutupi ketika skema PTM mulai diterapkan kembali.
Sehubungan dengan rencana PTM awal tahun ajaran baru mendatang, ia memprediksi akan menerapkan secara bertahap. Tidak langsung seluruhnya masuk. “Kemungkinan seminggu masuk, terus bergantian. Masih kombinasi. Sambil melihat kondisi ke depan,” tutur dia.
Pembelajaran daring juga berpotensi dilakukan kembali. Bila kondisi paparan Covid-19 di Kota Taman mengalami peningkatan signifikan. Dalam pengambilan keputusannya, Disdikbud bakal intensif membahas dengan Satgas Penanganan Covid-19 Bontang.
Sementara Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Riyanto membenarkan proses ujian sekolah berjalan lancar. Ia pun mendukung bila PTM dihelat Juli mendatang. Pasalnya pembelajaran jarak jauh (PJJ) memiliki kekurangan.
Dijelaskan dia, faktor ekonomi orangtua berdampak pada pelaksanaan skema tersebut. Tak hanya itu, pembelajaran karakter yang selama ini digembleng di sekolah tidak dapat diawasi.
“Karena tidak ada pengawasan siswa menjadi banyak mainnya dibandingkan belajar. Kondisi ini yang dikeluhkan oleh orangtua,” sebutnya.
Namun demikian PJJ ini juga mengalami dampak positif. Karena ada pacuan untuk membelajari dunia teknologi. Baik siswa maupun tenaga pengajar. Selain itu kepekaan terhadap aspek kesehatan mengalami peningkatan.
“Kondisi ini tidak pernah disangka akan terjadi,” terang Kepala SMPN 1 Bontang ini.
Diketahui, jenjang SMP terdapat empat mata uji yang diakomodasi Disdikbud. Berupa bahasa indonesia, bahasa inggris, matematika dan IPA. Nantinya tiap hari hanya ada pelaksanaan satu mata uji. Metode ujiannya berbasis android. Sementara jenjang SD mencakup tiga mata uji yakni bahasa indonesia, matematika, dan IPA. Dengan metode tes tulis. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: