BONTANG – Meski terjadi penurunan jumlah pada data pencari kerja di Bontang, serapan tenaga kerja dinilai belum maksimal. Salah satu penyebabnya para pencari kerja (pencaker) Bontang pilih-pilih pekerjaan. Mereka ingin bekerja di proyek dan enggan mengambil lowongan kerja di bidang marketing.
Terbukti dari data pencari kerja yang mendaftar atau yang membuat kartu kuning pada 2016 mencapai 8.088. Naik menjadi 11.535 pada 2017. Kemudian turun menjadi 10.602 pada 2018. Padahal, lowongan kerja yang terdaftar ada kalanya meningkat. Mulai 2016 sebanyak 1.904 lowongan, turun menjadi 1.597 pada 2017 dan naik menjadi 2.707 pada 2018.
Kabid Pelatihan, Produktivitas, dan Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Bontang, Usman menilai serapan tenaga kerja kurang maksimal lantaran pencaker banyak yang tidak memenuhi persyaratan. “Lowongan marketing itu paling banyak, tapi sepi peminat,” kata Usman, didampingi Kasi Informasi Pasar Kerja Disnaker Bontang Ridwansyah, Kamis (17/1).
“Kebanyakan pekerja inginnya dapat kerja proyek, padahal proyek tidak bertahan lama,” sambung Ridwan. Misalnya, kata dia, proyek hanya berjalan 3 bulan, setelah itu menganggur lagi. Padahal dengan adanya lowongan yang masuk ke Disnaker diharapkan pengangguran berkurang. Mayoritas pencaker berusia 18 tahun atau mereka yang baru lulus SMA/sederajat.
Jika dilihat dari perkembangan dua tahun terakhir, beberapa perusahaan banyak yang membuka lowongan pemagangan. Itu sangat diapresiasi mengingat dari pemagangan para peserta bisa disiapkan untuk bekerja. “Kami berharap semakin banyak pelatihan dan pemagangan. Supaya pencaker Bontang siap bekerja dan memiliki skill khusus sesuai bidang pekerjaan yang dibutuhkan perusahaan,” tutupnya. (mga/ndu/k18/kpg)