BONTANGPOST.ID, Bontang – Kasus kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) kembali terjadi di Bontang. Setelah Raul Efrata Duma, kini giliran Mat Jaenuri, warga RT 13 Kelurahan Loktuan, yang meninggal dunia.
Penanggung jawab program DBD Dinas Kesehatan Bontang, Siti Rahimah, menjelaskan korban mulai merasakan gejala sejak 30 Agustus lalu. Namun, karena merasa masih mampu beraktivitas, ia tetap bekerja di perusahaannya.
Pada 4 September, kondisi korban memburuk hingga akhirnya memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan pertama. Dari sana, ia langsung dirujuk ke salah satu rumah sakit swasta.
“Keluhan utamanya demam naik-turun, mual, dan nyeri sendi. Hasil pemeriksaan dokter mengarah ke dengue shock syndrome (DSS) dengan komplikasi trombositopenia, edema paru, DM tipe 2, hepatopati, hingga gangguan ginjal akut,” ujar Siti.
Hasil laboratorium menunjukkan trombosit korban hanya 63 ribu. Korban lahir pada 6 Maret 1970.
Saat ini, jumlah kematian akibat DBD di Bontang sudah mencapai dua kasus, meningkat dari tahun 2024 yang hanya satu kasus. Meski demikian, jumlah kasus positif DBD justru menurun, yakni 153 kasus hingga September 2025 dibandingkan 551 kasus pada 2024.
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, kembali mengingatkan masyarakat untuk rutin melakukan gerakan 3M plus: menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas, ditambah penggunaan kelambu, lotion anti nyamuk, hingga tanaman pengusir nyamuk.
“Upaya promotif dan preventif harus digencarkan agar kasus DBD bisa ditekan,” pungkasnya. (ak)







