BONTANG – Kota Bontang menjadi daerah endermis untuk penyakit demam berdarah dengue (DBD). Parahnya, terdapat empat virus penyakit tersebut yang dapat menyerang publik Kota Taman. Meliputi virus dengue (DEN) 1, DEN2, DEN 3, dan DEN 4. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) dr Bahauddin.
“Berdasarkan paparan dari Kemenkes, Kalau di tempat lain itu umumnya dua virus. Di sini (Bontang) keempatnya ada,” kata Bahauddin.
Tiap jenis virus tersebut memiliki perbedaan secara klinis. Namun, jenis terganas ialah DEN 2. Kondisi ini dapat terlihat pada perjalanan penyakit pasien. Diujarkan dia, umumnya pada jenis DEN 1, 3, dan 4 masa kritis memasuki hari kelima dan keenam.
“Tetapi untuk DEN 2 itu lebih cepat. Hari ketiga atau empat bisa saja pasien sudah syok berat,” ucapnya.
Secara fisik nyamuk pun terjadi ketidaksamaan. Akan tetapi, diperlukan alat bantu mikroskop untuk melihatnya. Mengingat tidak dapat hanya mengandalkan secara kasat mata.
Bahauddin menuturkan di dalam tubuh manusia terdapat sistem kekebalan tubuh. Jika terserang lebih dari satu virus maka tingkat keparahan penyakit potensi lebih besar.
Bulan ini, tren kasus penderita DBD menurun. Diskes belum bisa membeberkan data. Pasalnya proses perekapan masih berlangsung. Meski demikian, jumlahnya tidak melebihi ambang batas pola maksimal dari tahun sebelumnya.
“Hingga pertengahan bulan ini kasusnya menurun. Karena nyamuk aedes aegypti lebih suka pada saat musim penghujan,” kata Kasi Surveilans, Imunisasi dan Wabah Bencana Diskes Adi Permana.
Sementara pada musim kemarau seperti ini, nyamuk yang lebih banyak ialah culex. Jenis ini tidak berbahaya dibanding dengan aedes aegypti. “DBD turun otomatis culex naik. Ini tidak berbahaya karena sejauh ini belum ada laporan,” paparnya.
Meski menurun, Diskes tetap melakukan antisipasi. Langkah fogging massal dan abatisasi digencarkan. Tujuannya untuk menjaga bila dalam waktu dekat kembali turun hujan. Selain itu, Adi meminta kepada seluruh warga untuk peduli terhadap lingkungan sekitar. Sebab, kedua upaya tersebut tidak dapat masimal bila tidak dibarengi dengan pemberantasan sarang nyamuk.
“Aksi bersih lingkungan harus tetap berjalan,” tegasnya.
Diketahui, berdasarkan pola maksimal dan minimal, jumlah kasus terbanyak di bulan September terjadi pada 2016 silam. Dengan total 54 penderita. Tahun ini, selama tujuh bulan angka penderita DBD tinggi. Mulai dari Januari hingga Juli, jumlahnya selalu melebihi angka pola maksimal. (*/ak/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda