KEPERGIAN Wendi yang begitu mendadak benar-benar tidak diduga oleh pihak keluarga. Menurut keterangan kerabat korban, pagi itu Wendi hendak bermain bola dengan kawan-kawannya. Namun nahas, kecelakaan yang terjadi lebih dulu merenggut nyawanya.
Hermin, kakak sepupu korban tidak menyangka sepupunya tersebut bakal pergi meninggalkan keluarga secepat itu. Perempuan yang selama ini ikut membesarkan Wendi ini tak menyangka bila keinginan Wendi untuk datang ke hajatan pernikahan malam sebelum peristiwa nahas tersebut menjadi permintaan terakhir Wendi kepadanya.
“Malam sebelumnya itu Wendi sempat merengek minta diizinkan datang ke suatu resepsi pernikahan. Sempat saya larang karena sudah malam. Tapi dianya berkeras mau pergi. Jangan halangi saya, begitu kata dia,” kenang Hermin.
Dia mengisahkan, dari kecil Hermin sudah ditinggal pergi orang tuanya bekerja di luar daerah. Sang ayah, Marten Tandi bekerja di Berau sementara ibunya bekerja di Tarakan. Bersama saudara-saudaranya, Wendi yang merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara ini lantas diasuh oleh tantenya di Bontang, di Jalan Pontianak RT 20 Gunung Telihan. “Anaknya penurut, kalau dinasihati orangtua ya didengarkan,” tambahnya.
Sementara itu Ponno Karae, paman korban juga mengatakan hal yang sama. Di mata dia, Wendi adalah anak yang baik. Dia juga dikenal tidak suka kebut-kebutan dan ugal-ugalan. Pergaulan dengan teman-temannya pun terbilang baik. Karena itu dia merasa sangat kehilangan ketika mendengar kabar kecelakaan yang menimpa Wendi.
“Dia anaknya tidak suka ugal-ugalan. Makanya saya kaget ketika dengar dia kecelakaan. Tapi yang namanya kecelakaan, siapa yang tahu,” kata dia. Pihak keluarga sendiri sudah menghubungi ayah Wendi dan mengabarkan tragedi yang menimpa remaja kelahiran Berau, 16 tahun lalu tersebut. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post