Tahun 1994 menjadi babak baru kompetisi sepak bola Tanah Air. Pada musim itu, Liga Indonesia pertama kali digulirkan. Opsi itu merupakan penggabungan dari dua kompetisi sebelumnya, Liga Sepak Bola Utama (Galatama) dan Perserikatan. Turnamen tersebut pun berada di bawah naungan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), dengan tajuk Liga Dunhill, atau setara Divisi Utama.
Samarinda menaruh perhatian khusus terhadap si kulit bundar, dan menjadi bagian dari kompetisi itu. Permain bintang pun sempat menghiasi Kota Tepian. Di antaranya, Peri Sandria (1994), Roger Milla (1995), dan Bambang Nurdiansyah (1994).
Meski demikian tim berjuluk Pesut Mahakam itu terbilang kahat prestasi. Peringkat delapan besar pun menjadi capaian terbaik mereka pada 1996.
“Dulu kompetisi itu dibagi dua wilayah, yakni timur dan barat. Seingat saya, 16 peserta per satu walayah. Kemudian peringkat satu sampai empat otomatis lolos dan menuju delapan besar,” kenang Zulkarnain, salah seorang wartawan senior sejak 1992 itu.
Pria yang juga ketua Humas KONI Kaltim itu menyebut, di tahun 1998 kompetisi sempat terhentikan karena situasi yang kurang kondusif lantaran demo mahasiswa Trisakti.
Memasuki musim berikutnya, Persisam Putra Samarinda justru degradasi. Penyebabnya, bertengger di peringkat 12 wilayah timur.
“Akhirnya, tim berlaga ke Divisi Satu,” Lanjut Zul, sapaan akrab Zulkarnain.
Musim-musim berikutnya, tim Samarinda itu makin terpuruk. Pada 2003 berada di papan bawah kelasemen, menyebabkan mereka akhirnya terdegradasi lagi dan berada di Divisi Dua.
Berkompetisi di kasta keempat, pada 2004 Persisam hanya bertengger di delapan besar klasemen. Namun pada periode selanjutnya, prestasi klub kebanggaan Samarinda mulai menanjak.
Meski hanya berhasil ke peringkat empat, promosi didapat. Walhasil mereka pun dikembalikan ke Divisi Utama.
Semenjak itu prestasi mereka mulai terus merangkak naik. Pada 2007, klub kebanggaan urang Samarinda itu kembali mendapat promosi karena di posisi III besar pada kasta ketiga.
Hanya memerlukan satu musim, semenjak mendapat promosi ke Divisi Utama, Pesut Mahakam pun berhasil meraih trofi tertinggi di bawah asuhan Edi Simon kala itu.
“Iya, mereka berhasil mengalahkan Persema Malang dengan skor 1-0, di Stadion Palaran, Samarinda, pada akhir Mei 2009,” imbuhnya.
Kemenangan itu sekaligus kebanggaan tertinggi untuk masyarakat ibu kota Kaltim. Karena untuk pertama kalinya berhasil mengecup turnamen profesional tertinggi Indonesia.
Berada di Liga tertinggi justru membuat prestasi mereka mengendur. Peringkat enam papan atas di 2010 menjadi capaian terbaik. Usaha mendatangkan pemain apik seperti Bayu Gatra, Cristian Gonzales, dan Muhammad Roby pun tak berefek.
KEPEMILIKAN BERGANTI
Hingga pada 2014, Persisam Putra Samarinda pun berpindah markas ke Bali. Perpindahan itu pun sekaligus bergantinya kepemilikan klub, namanya pun berubah menjadi Bali United.
Di waktu yang sama, anak dari salah seorang tokoh di Samarinda berulang tahun ke-20. Adalah Nabil Husein Saiad Amin menghendaki kado sebuah klub sepak bola.
Perseba Super Bangkalan akhirnya sukses didaratkan ke Samarinda, dengan label berkompetisi di kasta kedua tanah air. Nama Pusamania Borneo FC pun lahir sebagai pengganti Perseba Super Bangkalan.
Berkompetisi di Divisi Utama pada 2014, klub baru tersebut berhasil menjadi jawara pada laga itu. Trofi tersebut menjadi piala kedua yang diboyong ke Samarinda.
Itu pun menjadi titik awal, prestasi-prestasi gemilang lainnya untuk Kota Tepian. Sudah tiga tahun sejak didirikannya klub yang identik dengan warna oranye tersebut, beragam prestasi diraih. Pada 2015, klub tersebut berhasil menjadi semifinalis Piala Wali Kota Padang dan peringkat delapan Piala Presiden.
Memasuki 2016, mereka berhasil menjadi semifinalis Piala Jenderal Soedirman dan Juara Piala Gubernur Kaltim. Sayang pada turnamen Torabika Soccer Championship (TSC), klub tersebut hanya mampu bertengger di peringkat delapan klasemen.
Meski demikian tim berlias Pesut Etam itu berhasil mengukuhkan diri menjadi klub terbaik di Kalimantan. Setelah Mitra Kukar berada di peringkat 10, Persiba Balikpapan peringkat 13, dan Barito Putera di 16.
Teranyar di 2017, Pusamania Borneo FC menjadi runner up Piala Presiden 2017. Dengan keberhasilan tersebut, Pesut Etam kembali mengumandangkan bahwa usia bukan ukuran prestasi.
“Target kami pada 2017 ini menjadi juara Liga 1. Minimal mendapat promosi untuk berkompetisi di ranah Asia,” tegas Nabil Husein, presiden klub. (*/asp/kpg/gun)
KIPRAH TIM PERSISAM PUTRA SAMARINDA
Liga Indonesia
1994/95 : Divisi Utama
1995/96 : Delapan Besar Divisi Utama
1996/97 : Peringkat ke-5 Wilayah Timur
1997/98 : Peringkat ke-4 Wilayah Timur
1998/99 : kompetisi dihentikan
1999/00 : Peringkat ke-12 Wilayah Timur (degradasi ke Divisi 1)
2001/02 : Papan tengah Divisi 1
2002/03 : Papan bawah Divisi 1 (degradasi ke Divisi 2)
2004 : Delapan Besar Divisi 2
2005 : Empat Besar Divisi 2 (promosi ke Divisi 1)
2006 : Peringkat ke-7 Divisi 1
2007 : Peringkat ke-3 Divisi Satu (promosi ke Divisi Utama)
2008/09 : Juara Divisi Utama (promosi ke Superliga)
Superliga Indonesia
2009/10: Peringkat ke-12
PUSAMANIA BORNEO FC
Divisi Utama
2014 : Juara Divisi Utama Liga Indonesia
Superliga Indonesia
2015 : Babak 8 Besar Piala Presiden
: Semifinal Piala Wali Kota Padang
2016 : Juara Piala Gubernur Kaltim
: Semifinal Piala Jenderal Sudirman
2017 : Finalis Piala Presiden 2017
PEMAIN BINTANG PERSISAM PUTRA SAMARINDA
Pemain Posisi Periode Main Gol
Roger Milla setriker 1995-1996 12 18
Ronald Fagundez Gelandang 2009-2012 60 8
Muhammad Robby Bek 2009-2014 129 2
Danilo Fernando Gelandang 2009-2010 24 4
Cristian Gonzales setriker 2011-2012 32 18
PUSAMANIA BORNEO FC
Pemain Posisi Periode Main Gol
Fernando Soler Setriker 2014-2015 21 15
Pedro Javier Setriker 2015-2016 32 14
Boaz Salossa Seriker 2015-2016 4 2
Ponaryo Astaman Gelandang 2015-2017 26 –
Terens Puhiri Winger 2015-2017 29 7
SATRTING LINE-UP PUTRA SAMARINDA 2013 (4-2-2-2)
Fauzi Toldo (gk); M Robby, Joko Sidik, Tsimi, Dias Angga; Dian Irawan, Ebrahim; Ahmad Sunardi, Bayu Gatra; Kone, Osas Saha
Pelatih : Mundari Karya
PUSAMANIA BORNEO FC 2014 (4-2-2-2)
M Juni (gk); Nizar, Usep M, Rahmad Latif, Fandy Ahmad; Akbar R, Gangga Muda, Ferry Saragi; Arif Prianya, Fernando Soler.
Pelatih : Nus Yadera
PUSAMANIA BORNEO FC 2015 (4-2-3-1)
Galih Sudaryono (gk); Hamka Hamzah, M Roby, Diego Michiels, Zulvin Zamrun; Ponaryo Astaman, Fandy Ahmad, Terens Puhiri, Basri Lohy, Boaz Salossa; Lopicic
Pelatih : Iwan Setiwan
PUSAMANIA BORNEO FC 2016 (4-2-3-1)
Dian Agus (gk); Zulkifli Syukur, Jad Noureddine, Firly Apriansyah, Diego Michiels; Gerald Pangkali, Tarik Boshetti; Jefri Kurniawan, Terens Puhiri, Edilson Tavares; Pedro Javier
Pelatih : Dragan Djukanovic
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: