SAMARINDA – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kaltim Zairin Zain memandang, Kaltim Summit III penting untuk menyeragamkan kebijakan menuju Visi Kaltim 2030. Selain itu, Kaltim Summit III juga menjadi media evaluasi 10 tahun kepemimpinan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.
Evaluasi terhadap seluruh kegiatan program yang telah dilaksanakan dalam upaya memajukan Kaltim. Hasil evaluasi nantinya diharapkan juga menghasilkan kebijakan dan terobosan baru yang penting dalam transformasi ekonomi dari sumber daya alam terbarukan dan lebih fokus dalam hilirisasi industri.
“Hasil evaluasi hingga saat ini, pengembangan industri kita masih berjalan lambat dan belum maksimal. Karena itu melalui Kaltim Summit III ini kita ingin ada terobosan dan kebijakan baru yang dapat meningkatkan pengembangan kawasan-kawasan industri di Kaltim,” jelas Zairin.
Hasil Kaltim Summit III ini akan sangat berguna bagi Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim terpilih nanti. Harapannya kepemimpinan Kaltim mendatang juga memberikan dukungan yang kuat dalam upaya pengembangan kawasan-kawasan industri yang saat ini sudah berjalan dan sedang dalam persiapan agar dalam pelaksanaannya nanti mampu menjelma menjadi kawasan-kawasan industri yang maju dan prospektif bagi investasi.
Zairin mengungkapkan, Kaltim Summit kali ini secara khusus mengundang para kandidat calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan bersaing pada pilkada serentak 27 Juni mendatang. Tujuannya tidak lain agar mereka sudah memahami program-program apa saja yang telah dilakukan oleh Gubernur Awang Faroek selama 10 tahun, sehingga dapat diteruskan oleh Gubernur terpilih nanti.
“Kita siapkan kerangka pikir yang telah disusun dan akan diberikan kepada masing-masing pasangan calon Pilgub Kaltim yang nantinya diharapkan bisa digunakan untuk menyusun misi visi dengan arah kebijakan yang jelas dan didukung data konkrit selama 10 tahun terakhir,” papar Zairin di sela pembukaan Kaltim Summit III yang digelar di Convention Hall Samarinda, Kamis (15/2).
Kaltim Summit III, kata Zairin harus menghasilkan perubahan dan kalau kita masih tetap mengandalkan kekuatan sumber daya alam tak terbarukan (unrewable resources), tidak melakukan perubahan, maka pertumbuhan ekonomi Kaltim ke depan bisa terpuruk lagi. Karena itu dari tahun 2018 sampai 2030 harus ada penekanan khusus kepada pengembangan hilirisasi industri.
Kaltim Summit tahun ini panitia menghadirkan beberapa pembicara dari pusat dan daerah lain yang sukses, seperti Direksi PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang diwakili oleh Chief Executive Officer (IMIP) Alexander Barus. Kawasan industri yang sukses di kawasan Sulawesi itu sangat didukung oleh kebijakan dan terobosan yang dilakukan Bupati Morowali Drs Anwar Hafid dalam menarik invertor, yakni “bangun dulu, baru diurus perijinannya”. Karena terobosan itu, pertumbuhan ekonomi Morowali bahkan mencapai 13,8 persen dan menjadi yang tertinggi di Indonesia.
Contoh inilah yang diinginkan Gubernur Awang Faroek agar kepala daerah maupun kepala OPD wawasannya terbuka dalam menarik investor dengan berbagai kemudahan, tidak seperti sekarang ini dalam mengurus izin memakan waktu yang cukup lama.
“Itulah mengapa kita undang Bupati Morowali dan Direksi IMIP dalam kegiatan Kaltim Summit ini. Kita ingin mendapat banyak masukan termasuk dari para pakar nasional agar percepatan transformasi ekonomi khususnya percepatan hilirisasi industri terealisasi sesuai harapan. (*/drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: