Seperti kata pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati. Vaksinasi dapat mencegah terjadinya tingkat kesakitan dan kematian yang tinggi pada hewan peliharaan akibat terserang infeksi virus mapun bakteri. Anjing atau kucing yang telah divaksin pun lebih kuat sistem imunnya dibanding yang belum divaksin.
SEJAK awal bulan ini, Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) melalui pusat kesehatan hewan (puskeswan) melaksanakan vaksinasi rabies gratis. Sebanyak 1.500 vaksin telah dipersiapkan pada tahapan pertama di tahun ini.
Riyono, Kasi Pelayanan Kesehatan Hewan DKP3 mengatakan, pengiriman vaksin terbagi dua kloter. Pada kloter awal, Pemprov Kaltim mengirimkan sekitar 1.200 vaksin. “Nantinya 300 vaksin bakal didatangkan di kloter selanjutnya,” kata Riyono yang juga seorang dokter hewan, Kamis (12/4) lalu.
Dikatakannya, jumlah ini tidak mencukupi angka populasi hewan peliharaan di Bontang yang mencapai 4.000 ekor. Akan tetapi jika dilihat dari sudut pandang cakupan vaksinasi, tergolong hampir mendekati.
“Tiap tahun ada pemberian vaksin. Kalau dari cakupan minimal 50 persen dari jumlah populasi,” tuturnya.
Saat ini sebanyak 849 dosis telah tersalurkan. Artinya masih terdapat jatah 651 dosis yang tersisa di tahap pertama ini.
Kemarin, pemberian vaksin menyasar daerah Kanaan, Gunung Telihan, dan Belimbing. Dikatakan Riyono, daerah Kanaan dan Gunung Telihan masuk dalam daerah prioritas sehubungan penularan penyakit rabies. “Karena di daerah tersebut sering terjadi gigitan,” ucapnya.
Terdapat tiga tim yang dibagi pada tahap awal pemberian vaksin ini. Per harinya, tiap tim ditugaskan untuk menangani satu kelurahan.
Tahap pertama ini tinggal menyisakan jadwal pemberian vaksin di Kelurahan Gunung Elai, Loktuan, Guntung, dan Tanjung Laut Indah. Rencana pemberian vaksin tersebut bakal digelar pekan depan. Tepatnya 16 dan 17 April.
Meski menyisakan 4 kelurahan, Riyono berujar masih banyak warga yang menghubunginya untuk meminta vaksin. Namun permintaan tersebut harus menunggu jadwal terlebih dahulu. “Nantinya setelah selesai semuadi vaksin, baru bisa kembali ke daerah yang masih banyak permintaan warga,” ujarnya.
Kendati demikian, tak sedikit pula yang menolak hewan peliharaannya diberi vaksin. Kebanyakan warga menolak karena takut setelah disuntik justru mati. Riyono memaparkan pemberian edukasi kepada warga telah dilakukan mengingat bahaya dari penyakit rabies.
“Memberikan pengertian kepada mereka, penyakit rabies tidak bisa diobati. Oleh karena itu perlu pencegahan melalui vaksinasi rutin,” terangnya.
Sementara itu, Kepala DKP3 Aji Erlynawati mengimbau kepada pemilik hewan akan pentingnya menjaga kesehatan hewan. Salah satunya dengan cara pemberian vaksin rabies. Ia mengatakan pemberian ini sifatnya gratis.
“Ini penting supaya jangan menularkan kepada manusia yang memelihara hewan tersebut,” kata Aji Erlynawati.
Pemberian vaksin ini dilakukan terhadap hewan yang memiliki kuku runcing. Hewan yang masuk kategori tersebut ialah kucing, anjing, dan kera.
Untuk tahap kedua nanti mekanisme pemberian berubah. Pemberiannya tidak dibagi per kelurahan tetapi langsung kepada warga yang meminta dan datang ke puskewan. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: