• Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak
Bontang Post | Mencerdaskan dan Menginspirasi
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
No Result
View All Result
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
No Result
View All Result
Bontang Post | Mencerdaskan dan Menginspirasi
No Result
View All Result
Home Breaking News

12 Tahun Tsunami Aceh

by M Zulfikar Akbar
27 Desember 2016, 07:00
in Breaking News
Reading Time: 3 mins read
0
Ilustrasi. (Dok. Jawa Pos)

Ilustrasi. (Dok. Jawa Pos)

Share on FacebookShare on Twitter

BANDA ACEH (RA) – Kepala Peneliti Studi Tsunami dan Mitigasi Bencana (TDMRC) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, Khairul Munadi, mengatakan, kesiapsiagaan masyarakat Aceh dalam mengahadapi bencana masih tergolong lemah.

Secara umum aspek mitigasi dan upaya-upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Tidak hanya masyarakat, tetapi juga aparatur pemerintah. Ini tercermin dari minimnya regulasi terkait dan lemahnya implementasi.

“Padahal kebanyakkan kita paham bawah Aceh rawan bencana. Jadi perlu ikhtiar untuk mengantisipasi kerawanan tersebut,” katanya Khairul, Senin (26/12).

Khairul mengatakan, pendidikan atau edukasi mitigasi bencana sangat perlu dan penting diberikan pada masyarakat untuk memahami bencana dan menghadapinya.

“Aceh dengan beragam hazards (ancaman), pendidikan kebencanaan dan khususnya PRB sangat penting. Pemahaman yang benar terhadap bencana dan PRB perlu ditanamkan sejak dini pada anak-anak kita. Tidak hanya sekedar paham, namun juga harus sampai pada perubahan cara berpikir, sehingga terwujud dalam tindakan dan perilaku. Bila tidak, mustahil kita bisa menciptakan Aceh yang aman bencana di masa depan,” katanya.

Ia menambahkan, saat ini sudah ada beberapa upaya dan tindakan yang dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang bencana. Seperti seperti sekolah siaga bencana, drill, sosialisasi, dan lainnya.

Baca Juga:  Ismunandar: Terus Jaga Persatuan

“Namun belum cukup masif dan sistemik. Sehingga keberlanjutannya terganggu,” ujarnya.

Dikatakannya, untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai bencana kepada masyarakat secara luas, pemerintah seharus membuat kebijakan yang intensif serta berkelanjutan.Perlu adanya intervensi kebijakan yang ditopang dengan intervensi sosio-kultural.

“Upaya edukasi kebencanaan harus diwajibkan dalam pendidikan formal, baik terintegrasi dengan kurikulum maupun sebagai pendukung atau ekstra kurikuler. Selain itu, perlu juga keterlibatan tokoh masyarakat dan tokoh agama, sebagai upaya memberikan edukasi nonformal kepada masyarakat,” paparnya.

Ia menyebutkan, saat ini masih banyak pekerjaan rumah pemerintah untuk membangun kesadaran dan pemahaman bencana secara meyeluruh. Khusus tsunami, pengetahuan hal ini harus diberikan.

“Pemerintah perlu membangun kesadaran secara kolektif bahwa Aceh adalah daerah rawan tsunami. Menurut fakta saintifik, keberulangan tsunami di Aceh adalah keniscayaan. Hanya kita tidak tahu kapan waktu pastinya akan kembali terjadi. Oleh karena itu, kita dan anak cucu kita harus selalu siap siaga dan paham bagaimana menyelamatkan diri ketika tsunami. Pengetahuan tentang tsunami harus diturunkan lintas generasi,” jelasnya.

Menurutnya, kesadaran tentang bencana yang di dibangun di tengah-tengah masyarakat perlu diikuti aparatur pemerintah dan legislatif, agar setiap kebijakan yang dihasilkan saling bertautan.

Baca Juga:  Anak-Ibu Tega Bunuh Ayah, Jasad Dibuang ke Jurang

“Sehingga aspek PRB dan kesiapsiagaan dapat lebih terintegrasi dalam program-program pembangunan,” tegasnya.

Lebih jauh ia mengatakan, solusi terbaik yang harus diberikan pemerintah untuk membangun pemahaman tentang bencana ialah pendidikan kebencanaan. Kerana dengan kesadaran dan pengetahuan masyarakat bisa paham gejala bencana yang akan terjadi.

“Solusinya, pendidikan kebencanaan atau disaster education secara sistematis dan berkelanjutan. Selain itu, perlu juga diperbanyak latihan-latihan (tsunami drill) yang dilaksanakan mandiri sekolah-sekolah dan masyarakat di daerah rawan. Dengan begitu, kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dapat terjaga,” pungkasnya.

Ia juga berharap, media juga harus mengambil peran yang lebih proporsional. Materi edukasi perlu lebih banyak diketengahkan di media saat prabencana, sebagai bentuk kampanye pengetahuan kepada publik.

Sementara itu, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Provinsi Aceh, Faizal Ardiansyah, menuturkan, selama ini pemerintah lebih cepat mengatasi paska bencana dibandingan meminimalisasi atau mencegah bencana terjadi.

“Bencana sudah sering terjadi dan berulang. Tetapi kita sering lupa ketika usai bencana. Kita kembali terkejut ketika bencana tiba, apalagi banyak korban. Kita sepertinya menghadapi bencana lebih reaktif ketimbang prefentif,” ungkapnya.

Faizal menilai, penangan bencana yang terjadi selama ini hanya bersifat instan, namun tidak diringi dengan pengetahuan dan pemahaman serta kesadaran bencana. Sehingga jika terjadi bencana masyarakat tekejut.

Baca Juga:  Gempa di NTT, 346 Rumah Rusak, 770 Warga Mengungsi

“Sifat penanganan (bencana) kita instan. Jadi, kita kembali terkejut ketika bencana tiba,” ujarnya.

Ia menuturkan, membangun kesadaran dan pemahaman tentang bencana bisa dilakukan pada sekolah-sekolah, untuk menanamkan pendidikan terkait kebencanaan.

“Sekolah yang mengambil inisiatif sendiri mengadakan pelatihan atau drill dan menyisipkan pada pelajaran yang terkait misalnya geografi. Tapi ada sekolah yang sama sekali tidak ada kegiatan tersebut. Di sini perlu peran pemerintah membuat aturan baku,” katanya.

Ia juga mengatakan, bangun evakuasi bencana atau escape building yang dibangun di beberapa lokasi sangat memperihatinkan.

“Banyak dibangun escape building terutama di daerah pesisir. Tujuannya untuk tempat berlindung ketika tsunami datang. Tapi tidak diberdayakan. Sehigga kalau bencana datang masyarakat tidak berminat berlindung ketempat tersebut,” imbuhnya.

Seandainya, lanjutnya, tempat itu dikelola dengan baik, tentu masyarakat akan merasakan bermanfaatnya, apakah ruang pertemuan, pengajian dan lainnya.

Ia berharap, melalu peringatan 12 tahun tsunami kali ini kesadaran akan bencana pada masyarakat dan pemerintah bisa terbangun.

“Mari kita bangun kesadaran bahwa kita hidup di daerah bencana maka kita harus selalu siapa menghadapi bencana,” harapnya. (mag-68/mai/jpg)

Print Friendly, PDF & Email
Tags: acehperingatantsunami
ShareTweetSendShare

Bergabung dengan WhatsApp Grup Bontang Post untuk mendapatkan informasi terbaru: Klik di Sini. Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News.

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Previous Post

Alfred Riedl, Dokumentasi Wawancara

Next Post

Boltim Diterjang Banjir

Related Posts

Gempa di NTT, 346 Rumah Rusak, 770 Warga Mengungsi
Nasional

Gempa di NTT, 346 Rumah Rusak, 770 Warga Mengungsi

15 Desember 2021, 09:45
BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami NTT
Nasional

BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami NTT

14 Desember 2021, 14:38
Gempa Bumi 7,5 SR di Laut Flores, BMKG Keluarkan Peringatan Tsunami
Nasional

Gempa Bumi 7,5 SR di Laut Flores, BMKG Keluarkan Peringatan Tsunami

14 Desember 2021, 11:45
Banjarmasin sampai Tarakan Berpotensi Tsunami
Kaltim

Banjarmasin sampai Tarakan Berpotensi Tsunami

28 April 2020, 13:36
Pembunuhan Pelajar SMK Mulai Disidangkan  
Breaking News

Anak-Ibu Tega Bunuh Ayah, Jasad Dibuang ke Jurang

9 Januari 2019, 10:50
Warga Kawasan Pantai Mengungsi ke Dataran Tinggi
Breaking News

Warga Kawasan Pantai Mengungsi ke Dataran Tinggi

30 September 2018, 11:04

Terpopuler

  • Sidang Adat Terbuka Pertama di Erau Guntung, Dua Warga Bontang Dijatuhi Denda Usai Berkelahi

    Sidang Adat Terbuka Pertama di Erau Guntung, Dua Warga Bontang Dijatuhi Denda Usai Berkelahi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Motif Pembakaran Istri dan Anak di Sangatta Akhirnya Terungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Musim Pemilihan RT di Bontang, Wawali AH Ingatkan Kelurahan Harus Merujuk ke Perwali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dinas PUPRK Bontang Usulkan Lanjutan Pembangunan Jalan Kampung Gotong Royong Tahun Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pria di Loktuan Diciduk Polisi Saat Hendak Jual Sabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
No Result
View All Result

Komentar Terbaru

    Arsip

    • November 2025
    • Oktober 2025
    • September 2025
    • Agustus 2025
    • Juli 2025
    • Juni 2025
    • Mei 2025
    • April 2025
    • Maret 2025
    • Februari 2025
    • Januari 2025
    • Desember 2024
    • November 2024
    • Oktober 2024
    • September 2024
    • Agustus 2024
    • Juli 2024
    • Juni 2024
    • Mei 2024
    • April 2024
    • Maret 2024
    • Februari 2024
    • Januari 2024
    • Desember 2023
    • November 2023
    • Oktober 2023
    • September 2023
    • Agustus 2023
    • Juli 2023
    • Juni 2023
    • Mei 2023
    • April 2023
    • Maret 2023
    • Februari 2023
    • Januari 2023
    • Desember 2022
    • November 2022
    • Oktober 2022
    • September 2022
    • Agustus 2022
    • Juli 2022
    • Juni 2022
    • Mei 2022
    • April 2022
    • Maret 2022
    • Februari 2022
    • Januari 2022
    • Desember 2021
    • November 2021
    • Oktober 2021
    • September 2021
    • Agustus 2021
    • Juli 2021
    • Juni 2021
    • Mei 2021
    • April 2021
    • Maret 2021
    • Februari 2021
    • Januari 2021
    • Desember 2020
    • November 2020
    • Oktober 2020
    • September 2020
    • Agustus 2020
    • Juli 2020
    • Juni 2020
    • Mei 2020
    • April 2020
    • Maret 2020
    • Februari 2020
    • Januari 2020
    • Desember 2019
    • November 2019
    • Oktober 2019
    • September 2019
    • Agustus 2019
    • Juli 2019
    • Juni 2019
    • Mei 2019
    • April 2019
    • Maret 2019
    • Februari 2019
    • Januari 2019
    • Desember 2018
    • November 2018
    • Oktober 2018
    • September 2018
    • Agustus 2018
    • Juli 2018
    • Juni 2018
    • Mei 2018
    • April 2018
    • Maret 2018
    • Februari 2018
    • Januari 2018
    • Desember 2017
    • November 2017
    • Oktober 2017
    • September 2017
    • Agustus 2017
    • Juli 2017
    • Juni 2017
    • Mei 2017
    • April 2017
    • Maret 2017
    • Februari 2017
    • Januari 2017
    • Desember 2016

    Kategori

    • Advertorial
    • Bontang
    • Breaking News
    • Catatan
    • Celoteh Edwin
    • Cerpen
    • Dahlan Iskan
    • Dispopar
    • DPRD Bontang
    • ekonomi
    • Entertainment
    • Feature
    • Hikmah
    • Hoaks atau Tidak?
    • Infografis
    • Internasional
    • Kaltim
    • Kesehatan
    • Kolom Redaksi
    • Kriminal
    • Kriminal
    • Kuliner
    • Lensa
    • Lifestyle
    • Lingkungan
    • Loker Bontang
    • Nasional
    • Olahraga
    • Opini
    • Pemkot Bontang
    • Pendidikan
    • Pilihan Editor
    • Politik
    • Polling
    • PON 2021 Papua
    • Pupuk Kaltim
    • Ragam
    • Society

    Meta

    • Masuk
    • Feed entri
    • Feed komentar
    • WordPress.org
    • Indeks Berita
    • Redaksi
    • Mitra
    • Disclaimer
    • Kebijakan Privasi
    • Pedoman Media Siber
    • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
    • Kontak

    © 2020 Bontangpost.id - Developed by Vision Web Development.

    No Result
    View All Result
    • Home
    • Bontang
    • Kaltim
    • Nasional
    • Advertorial
      • Advertorial
      • Pemkot Bontang
      • DPRD Bontang
    • Ragam
      • Infografis
      • Internasional
      • Olahraga
      • Feature
      • Resep
      • Lensa
    • LIVE

    © 2020 Bontangpost.id - Developed by Vision Web Development.