Dua Bangunan Ambruk di Kelinjau Ilir, 30 Ikut Terdampak
SANGATTA – Sebanyak 136 Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di Rukun Tetangga (RT) 5 dan 6 Desa Kelinjau Ilir Kecamatan Muara Ancalong terancam kehilangan tempat tinggal. Pasalnya kondisi tanah dibibir terus tergerus air Sungai Muara Ancalong.
Bahkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebutkan sudah dua bangunan ambruk akibat kondisi tersebut. Sementara 30 unit lainnya juga ikut terdampak, meskipun kerusakannya tidak parah.
“Dua bangunan yang sebagian rusak parah itu adalah rumah milik warga bernama Sabran, dan satu lagi sebuah penginapan. Informasi ini kami (BPBD, Red.) dapat, dari Kades Kelinjau Ilir Saipul,” jelas Kepala BPBD Kutim Syafruddin Syam didampingi Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sirajuddin dan Kasi Rekonstruksi Kusnandi, Kamis (23/2) kemarin.
Dia menerangkan, ambruknya dua bangunan tersebut terjadi pada Rabu 15 Februari 2017 lalu. Saat itu kondisi air sungai yang meninggi, membuat tanah yang berada dibibir sungai labil dan longsor. Akibatnya, dua bangunan yang posisinya berada sangat dekat dengan bibir sungai pun langsung ikut ambruk.
“Sekarang sebagian warga ada yang pindah mengungsi ke rumah kerabatnya. Tapi ada juga yang tetap memilih tinggal di rumahnya, meskipun kondisinya mengkhawatirkan,” ucapnya.
Kusnandi mengakui, kondisi longsor di Desa Kelinjau Ilir itu sebenarnya sudah berlangsung sejak lama. Namun, karena belum ada upaya perbaikan dengan cara penurapan membuat kondisi longsor semakin parah. Sementara warga pun banyak yang ingin agar direlokasi ke tempat yang lebih aman dari longsor.
“Masalahnya untuk merealisasikannya, kami (BPBD, Red.) harus berkoordinasi dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait. Karena ada tupoksinya masing-masing,” kata Kusnandi.
Lalu langkah tanggap apa yang dilakukan BPBD, kata dia, pihaknya sudah menyusun rencana untuk membangun dapur umum dan tenda bagi warga. Akan tetapi, upaya tersebut terhalang lantaran kondisi cuaca buruk dan jalan yang rusak. Sehingga untuk sementara pihaknya masih menunggu perkembangan situasi terakhir.
“Kami juga menyayangkan, belum adanya laporan resmi dari pemerintah kecamatan terkait bencana tersebut. Sebab, laporan itu yang nantinya jadi rujukan untuk bertindak,” sebutnya.
Terpisah, Camat Muara Ancalong Helmi membenarkan bahwa ada rumah yang ambruk akibat terus tergrusnya bibir sungai. Meskipun begitu tidak ada korban jiwa akibat bencana tersebut. Sedangkan kerugian material ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
“Ambruknya rumahnya warga di Desa Kelinjau Ilir itu sudah dilaporkan ke Pemkab Kutim untuk diberikan bantuan. Semoga saja ada tanggapan,” kata Helmi.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kutim Aswandini Eka Tirta mengakui, sejauh ini pihaknya memang tidak ada perencanaan program di wilayah tersebut. Namun, untuk upaya penurapan semua tergantung pada hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) kecamatan yang sedang berjalan, apakah diusulkan masyarakat atau tidak.
“Pertimbangannya, kalau diturap biaya yang dikeluarkan jelas lebih mahal. Karena arealnya cukup luas. Yang paling memungkinkan adalah relokasi. Tapi itu tergantung usulan dan kebijkan bupati. Dan pelaksananya bukan di PU,” jelas Aswan. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post