“Terkadang semangatnya berkoperasi hanya karena ada bantuan saja. Sehingga setelah selesai dapat bantuan, koperasinya tidak aktif lagi. Ini yang kami benar-benar perketat dalam perizinan awal pembentukan koperasi,” YUSRAN – Kabid Koperasi dan UKM Diskop UKMP.
BONTANG – Dari 117 Koperasi yang terdata di Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Diskop UKMP), 19 diantaranya dinyatakan tidak aktif lagi alias mati suri. Hal ini tentu tidak sejalan dengan harapan masyarakat yang menginginkan koperasi menjadi salah satu alternatif dalam peningkatan ekonomi masyarakat.
Kabid Koperasi dan UKM Diskop UKMP Yusran mengatakan, hingga saat ini hanya 98 koperasi saja di Kota Taman yang dinyatakan masih aktif. Namun demikian, dari jumlah itupun juga tidak semua koperasi yang benar-benar menjalankan program kerjanya secara aktif. Kata Yusran, salah satu yang menjadi tolak ukur keaktifan koperasi yakni penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan (RAT) setiap tahunnya.
“Dari 98 koperasi yang masih aktif, hingga saat ini yang sudah melakukan RAT baru 32 koperasi saja. Secara batas, penyelenggaraan RAT harusnya terakhir bulan April ini. Namun bagi yang belum, sampai saat ini kami masih tetap menunggu sampai mereka benar-benar siap,” jelasnya kepada Bontang Post Senin (17/4) kemarin.
Yusran memaparkan, memang setiap tahunnya tidak semua koperasi menjalankan RAT. Dari total koperasi yang ada, hanya 60 persennya saja yang melaksanakan. Untuk itu, pihaknya pun turut memperketat pengajuan untuk pembentukan koperasi sehingga meminimalisir koperasi yang tidak aktif.
“Terkadang semangatnya berkoperasi hanya karena ada bantuan saja. Sehingga setelah selesai dapat bantuan, koperasinya tidak aktif lagi. Ini yang kami benar-benar perketat dalam perizinan awal pembentukan koperasi,” sebutnya.
Terkait kondisi ekonomi yang saat ini sedang lesu, Yusran tidak menampik banyak koperasi yang ikut berdampak. Namun kata dia, rata-rata yang ikut berdampak yakni jenis koperasi simpan pinjam. Hal ini lantaran sumber dananya hanya dari satu arah saja. Untuk itu, dirinya turut menghimbau kepada pengurus koperasi, untuk memperbanyak jenis usahanya sehingga tidak bertumpu pada satu sumber pendanaan.
“Yang saat ini tidak terlalu berdampak biasanya koperasi konsumen dimana mereka punya usaha penjualan. Sehingga meski simpan pinjamnya lesu, masih bisa ditutupi dengan usahanya. Seharusnya koperasi-koperasi yang ada bisa melakukan hal serupa,” pungkasnya. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post