“Kalau proyek yang baru dan besar belum ada. Kita masih fokus bagaimana membangun konektifitas antardaerah saja dulu. Saya masih pengin membuat perencanaan dan mendesain (program pembangunannya)”. Isran Noor (Gubernur Kaltim)
SAMARINDA – Gubernur Kaltim Isran Noor memastikan sepanjang tahun 2019 hingga 2020, dirinya belum akan ada membangun proyek-proyek baru berskala besar, atau multiyears contract (MYC). Dalam dua tahun ke depan, pemerintah provinsi (pemprov) ingin fokus membenahi infrastruktur dan konektifitas lintas kabupaten/kota di Kaltim.
Isran memandang, membangun konektifitas antardaerah perlu dilakukan segera. Karena itu akan menentukan seberapa besar upaya akselerasi program pembangunan yang akan dilaksanakan pemerintah ke depan. Terutama dalam meningkatkan kualitas pembangunan di masyarakat.
“Kalau proyek yang baru dan besar belum ada. Kita masih fokus bagaimana membangun konektifitas antardaerah saja dulu. Saya masih pengen membuat perencanaan dan mendesain (program pembangunannya, Red.),” kata dia, Kamis (13/12) kemarin.
Salah satu desain pembangunan yang akan digarap yakni program pengentasan banjir di Kota Samarinda. Normalisasi Sungai Karang Mumus di antaranya. Karena Karang Mumus adalah salah satu sentral yang diyakini dapat mengurai banjir di Kota Tepian.
“Di 2019 dan 2020, belum akan dilaksanakan. Saya masih mendesain dan membuat perencanaan. Karena nanti saya akan minta bantuan pusat. Dananya bukan dari APBD, tetapi dari APBN. Termasuk (proyek berskala besar) yang lainnya,” tutur dia.
Rencananya, APBD Kaltim akan dimaksimalkan untuk menanggani masalah infrastruktur dan konektifitas di daerah. Misalnya jalan-jalan rusak yang dimiliki masyarakat. Termasuk di bidang pendidikan dan kesehatan. “Karena itu yang dibutuhkan (masyarakat, Red.). Jadi enggak ada proyek-proyek besar,” tegasnya.
Disinggung terkait kelanjutan sejumlah MYC seperti Jembatan Mahakam Kota (Mahkota) IV, Jembatan Pulau Balang dan beberapa proyek serupa lainnya, Isran mengaku, semua proyek tersebut akan tetap dilanjutkan.
Menurutnya, seperti Jembatan Mahkota IV dapat diselesaikan akhir tahun ini. Sekalipun proyek itu nantinya sedikit molor, ia juga tidak begitu khawatir. Sebab, alokasi anggaran terkait proyek penghubung Samarinda Kota dan Samarinda Seberang itu sudah ada.
“Jembatan akan kelar, karena anggarannya enggak perlu lagi di APBD 2019. Semua sudah ada di APBD Perubahan 2018. Ketika pembangunan fisiknya tidak selesai di 2018, bisa diluncurkan di 2019. Anggarannya lebih dari Rp 400 miliar,” sebutnya.
Kata Isran, Jembatan Mahkota IV kemungkinan baru dapat difungsikan di tahun 2019. Hingga penutupan tahun 2018, kontraktor pelaksana akan fokus menyelesaikan penyambungan sisi tengah jembatan dan proses pembenahan setiap sisi jembatan.
“Hitungan saya sih enggak terlambat. Jadi sebenarnya ini sudah terhubung. Tapi kemungkinan di 2019 lah baru dapat difungsikan jembatannya,” ujar dia.
Jikapun nantinya proyek tersebut sedikit molor dari waktu yang telah ditentukan, pemerintah kemungkinan besar juga tidak akan menjatuhkan sanksi apapun kepada pihak kontraktor. Karena ia merasa, hal yang demikian tidak terlalu penting. Dengan alasan, sepanjang proyek yang sedang dikerjakan dapat dituntaskan dengan baik. “Tidak perlu disanksi. Ngapain disanksi perusahaan,” imbuhnya.
Sementara untuk penghentian pembangunan Jembatan Pulau Balang lantaran bermasalah dengan lahan warga, diakui Isran, itu memang ada terjadi. “Lahannya belum diganti. Biasalah, itu terjadi dimana-mana. Enggak usah dipikirkan. Kan nanti lama-lama bisa selesai juga. Habisin baterai aja pikirkan itu,” ucapnya. (drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post