SANGATTA – Masih sekira 25 persen Imunisasi Measles Rubella (MR) belum dapat dilakukan. Bahkan tahap dua yang harus dilakukan di Kutim, dengan target September terpaksa diundur hingga akhir Oktober 2018.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan, Bahrani menyatakan, pihaknya terpaksa mengundur imunisasi MR hingga akhir Oktober. Pasalnya, banyak masyarakat yang masih ragu dengan kandungan yang ada di dalamnya.
“Banyak warga yang menolak, karena dipikirnya haram. Sehingga kami harusnya berakhir di September, tetapi kami harus kejar target dan diundur sampai Oktober,” tuturnya saat diwawancarai usai coffee morning.
Dia menuturkan, hingga saat ini vaksin MR masih terus dilakukan, namun cakupannya masih kurang. Berdasar data dari Dinkes per 13 September 2018, baru 75 persen untuk anak usia sembilan bulan – 15 tahun di Kutim.
“Vaksin MR masih terus berjalan, tetapi masih 25 persen yang belum. Dengan melibatkan MUI dan Menteri Agama, sekarang pun kami masih laksanakan sosialisasi untuk imunisasi,” katanya.
Ada sejumlah sekolah, lanjut Bahrani, yang masih menolak untuk imunisasi, tentu saja hal itu menjadi target Dinkes, untuk mencapai target sekira 95 persen imunisasi MR, agar Kutim terbebas dari campak dan rubella.
“Masih banyak sekolah yang menolak imunisasi, kalau belum mencapai 95 persen MR masih bisa menjadi ancaman bagi Kutim,” ujarnya.
Menrutnya, MR itu merupakan penyakit yang bahaya, sehingga adanya imunisasi ini sangat penting untuk memutus mata rantai kasus measles dan rubella. Karena kedua penyakit ini bisa mengkhawatirkan. Measles sendiri menyebabkan kematian, sedangkan rubella, jika menular kepada ibu hamil, maka bisa terjadi keguguran, kecacatan permanen pada bayi, yang disebut cognitive rubella syndrom (CRS). Indonesia saat ini darurat CRS, karena cukup banyak yang terkena kasus tersebut.
“MR ini berbahaya dan harus berobat ke lima poli sekaligus, MR sangat bahaya bagi ibu hamil karena jika sudah terkena tidak akan sebanding dengan biaya berobatnya,” terangnya.
Selain itu, Bahrani juga membeberkan ada beberapa daerah di Kutim yang telah mencakup 95 persen mengikuti Vaksin MR, sehingga ia mengharapkan Sangatta dan daerah lainnya juga dapat mencapai persentasi tersebut, hanya masih dibutuhkan kepedulian terhadap MR.
“Wahau, Batu Ampar, Long Mesangat itu sudah bagus 95 persen semoga daerah lain bisa mengikuti,” harapnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post