Cetak Siswa dan Siswi Berkualitas
SANGATTA – Sebanyak 255 siswa dan siswi SMKN 2 Sangatta Utara menggelar perpisahan taruna satu di Gedung Serba Guna (GSG) Kawasan Perkantoran Bukit Palangi, Selasa (25/4) kemarin. Siswa yang lulus terdiri dari lima bidang dan delapan kompetensi. Diantaranya, jurusan pelayaran, kelautan, otomotif, dan pertambangan.
Kepala Sekolah SMKN 2 Sangatta Utara, Taufik Hidayat menuturkan acara ini merupakan wisuda perdana yang dilaksanakan SMK 2 Sangatta Utara. Pasalnya, sekolah ini baru berdiri selama tiga tahun lalu. Meskipun begitu semua siswa dan siswi yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi. “Jadi ini pertama kali kami menggelar wisuda. Karena baru tiga tahun berdiri. Tetapi Alhamdulillah kami bisa melahirkan siswa dan siswi yang berkualitas,” ujar Taufik.
Hal ini dibuktikan dari beberapa siswanya langsung mendapatkan kontrak dari perusahaan ternama di luar negeri. Masing-masing sebanyak 5 orang dikirim ke Rusia dan 5 orang ke Jepang. Ada pula beberapa siswa otomotif mekanik yang direkrut perusahaan ternama di Kutim. Ditambah enam orang yang melanjutkan sekolah ke akademi maritim Semarang. “Baru diwisuda sudah direkrut. Ini merupakan prestasi yang sangat luar biasa. Meraka masih muda tetapi sudah luar biasa sekali,” kata pria tegas itu.
Tentunya semua ini dilalui dengan proses yang panjang. Dibutuhkan perjuangan dan tantangan yang besar untuk mewujudkan mimpi tersebut. Ada beberapa usaha yang ditanamkan kepada semua siswa. Diantaranya, pemahaman agama, budaya disiplin, akhlak, dan tanggung jawab. Empat inilah yang menjadi pondasi utama suksesnya para siswa dan siswi SMK 2 Sangatta Utara.
“Jadi benar-benar kami gembleng dengan susah payah. Dibutuhkan tantangan yang laur biasa. Karena harus meyakinkan anak didik, dan orang tua. Sebab pengajaran yang kami tawarkan ialah pendidikan karakter. Kami juga tidak hanya memberikan pendidikan biasa saja, tetapi langsung mendidik dan menjadikan mereka (siswa) sebagai anak sendiri,” katanya.
Pendidikan karakter ditanamkan lantaran saat ini banyak yang melenceng dari kaidah kehidupan. Tak sedikit yang mengutamakan kecerdasan ketimbang nilai kebaikan. Berdasarkan hal ini, dirinya mencoba menciptakan budaya yang sudah lama ditinggalkan tersebut. Hasilnya sangat memuaskan. Semua siswanya menerapkan budaya itu tanpa paksaan dan dengan ketulusan.
“Kita lihat orang pintar itu banyak sekali. Tinggal baca buku bisa pintar. Tetapi anak yang baik sangat jarang sekali. Sangat di syukuri, dua hal itu kami dapatkan semua,” kata pria berkaca mata itu. (dy/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post