bontangpost.id – PT Kaltim Parna Industri (KPI) resmi membuka Praktik Kerja Lapangan (PKL), secara daring Senin (26/4/2021). Hal ini sesuai dengan realisasi Memorandum of Understanding (MoU) PT KPI dengan SMKN 1 tentang Peningkatan Kompetensi Sumber Data Manusia, melalui Pendidikan Vokasi untuk pemenuhan CSR perusahaan. Diikuti 277 siswa dari berbagai jurusan di SMKN 1 yang akan mengikuti PKL secara online hingga 26 Juni mendatang.
Vice President PT KPI Hotdo Pasaribu dalam sambutannya menerangkan bahwa pada November 2020 KPI telah menandatangani kerja sama dengan SMKN 1 dalam peningkatan SDM melalui Pendidikan Vokasi. Kemudian pada 2 Desember 2020 juga sudah dilakukan Webinar Pendidikan Vokasional di era digital dan Industri 4.0 kepada Tenaga Pendidik Sekolah Vokasi yang saat itu terdaftar 475 orang guru.
Pada 2021 ini, PT KPI mendapatkan kehormatan untuk menerima siswa-siswi SMK 1 yang akan melaksanakan PKL, kali ini pelaksanaannya cukup unik, khususnya untuk memenuhi protokol kesehatan, PKL secara online, dengan jumlah peserta terbesar sepanjang sejarah PKL di Kota Bontang. Yaitu 277 siswa sekaligus dengan periode program 26 April hingga 26 Juni 2021.
Program PKL adalah salah satu agenda tetap, bagian kegiatan CSR sebagai sumbangsih PT KPI dalam mencerdaskan anak bangsa dan berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan. Dan kali ini secara khusus diperuntukkan bagi siswa-siswi SMKN1 yang akan memasuki masa bekerja secara profesional.
Melalui PKL, disampaikan pelatihan dan informasi real terkait dunia kerja. Dunia sekolah dan dunia bekerja cukup berbeda, tantangan dan kondisi serta suasana yang berbeda. “Dengan PKL ini, kami berharap anak-anak tidak hanya mendapatkan text-book knowledge tetapi juga pengalaman nyata bagaimana berada di dunia kerja. Interaksi dengan tim kerja dan trouble shooting dibekalkan kepada anak-anak ku sekalian,” paparnya.
Para pengajar (trainer) KPI sebagian adalah putra-putri Bontang, yang lahir dan besar di Bontang. Sekitar 60 orang pekerja PT KPI merupakan alumni SMKN 1. Bahkan, dari 68 orang tenaga operator pabrik, 42 orang di antaranya merupakan lulusan SMKN 1. “Ambil ilmunya sebagai bekal di masa depan. Belajarlah dengan giat dan berkonsentrasi walaupun belajar secara online. Terima kasih kepada anak-anak sekalian atas semangat dan tekadnya untuk belajar dan menjadi lebih maju, juga kepada para guru SMKN 1,” Ucap Hotdo.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Kasman Purba dalam sambutannya mengatakan fokus SMKN 1 saat ini sebagai pusat keunggulan yaitu kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri. “Kami berharap, kerja sama yang telah dimulai dengan PT KPI dapat terus berlanjut. Karena keberhasilan SMKN 1 sebagai pusat keunggulan akan ditentukan oleh kerja sama dengan industri-industri di Bontang, termasuk dengan PT KPI,” ujar Kasman.
Pemerintah menghendaki kurikulum yang diadakan sekolah dapat selaras dengan kebutuhan dunia industri. Artinya, para siswa disiapkan sesuai kebutuhan dunia industri. Sehingga keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki siswa sudah menggambarkan apa yang diharapkan dunia industri.
“Kami berharap, ada praktisi-praktisi dari PT KPI menjadi instruktur atau guru secara berkala di sekolah. Minimal 50 jam per sementer,” harap dia.
Syarat lainnya, PKL selama satu semester. Fokus SMKN 1 dengan dunia usaha dan dunia industri. “Siswa SMKN 1 dapat melaksanakan PKL di industri selama satu semester. Sehingga mereka dapat memahami benar seperti apa dunia kerja yang sesungguhnya,” tambahnya.
Dengan PKL, siswa akan mengalami ritme kerja yang sesungguhnya. Tidak lagi ritme belajar di sekolah tetapi sebagai karyawan yang ada di industri. Siswa juga memiliki pengalaman berkomunikasi dalam konteks pekerjaan. Sehingga dapat menjadi bekal kelak saat terjun ke dunia kerja.
Kasman berharap, ke depan tak hanya siswa SMKN 1, namun guru-guru mendapat kesempatan magang di PT KPI untuk memperbarui ilmu dan keterampilan. Sehingga mendapat gambaran di dunia kerja yang dapat berpengaruh pada cara pembelajaran kepada anak-anak di sekolah.
Menutup pembukaan siang itu, Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan Prov Kaltim Anwar Sanusi, diwakili Kabid SMK Taufiqur Rahman menerangkan, bahwa kebutuhan pendidikan di masa mendatang dipengaruhi tiga komponen. Yakni karakter, kompetensi, dan literasi (membaca). Karakter dipengaruhi oleh kinerja dan moral.
“Contoh, anak itu akhlaknya baik. Maka cerminan untuk moral adalah jujur. Tidak boleh culas. Harus berimbang antara rajin dengan kinerja yang lain,” terangnya.
Lanjut Taufiqur, kaitan kompetensi, pertama itu berpikir kritis. Artinya, kemampuan seseorang dalam menciptakan hal-hal baru. Kedua, harus kreatif. Seperti, ketika di sekolah anak-anak tidak perlu diajarkan pola lama. Karena saat ini sudah masuk pada pola teknologi. Ketiga, mengajarkan anak untuk komunikatif.
“Sehingga ketika berada di perusahaan, mereka mahir dalam mengoperasikan alat tetapi kurang komunikatif. Kalau diajarkan komunikasi yang baik, mereka mudah mengerti, memahami, dan mudah bergaul dengan yang lain,” urai dia.
Kompetensi keempat, kolaboratif. Artinya apabila anak-anak ditanamkan kolaboratif maka dapat belajar bersama. Seperti saat ini, SMK menggandeng PT KPI. Sehingga apa yang ada di perusahaan tersebut dapat dipelajari anak-anak.
Sementara kebutuhan literasi, yaitu menanamkan anak-anak dengan keterbukaan wawasan. Tentunya wawasan saat ini dengan tempo dulu, berbeda. “Di dalam menanamkan ke anak-anak, harus disesuaikan kondisi saat ini,” tegas pria berkacamata itu.
Ia mengimbau antara guru SMK, politeknik, dengan dunia industri kerja untuk menyusun kurikulum. Sehingga perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja, cukup menggunakan tenaga yang ada di SMKN 1. “Mari kita tanamkan soft skill anak-anak agar bisa seimbang. Bahwa kebutuhan pendidikan di masa datang, hanya ada 3, yakni karakter, kompetensi, dan literasi,” tutup Taufiqur. (adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post