bontangpost.id – Penyelenggaraan ibadah haji 2022 memasuki hari ke-21, Jumat (24/6). Kementerian Agama mencatat, sebanyak 61.070 jemaah haji Indonesia sudah diberangkatkan ke Tanah Suci, baik dari Bandara Jeddah maupun Madinah. “Dari jumlah itu (61.070), sebanyak 47.488 jemaah sudah berada di Makkah, sisanya masih menjalani ibadah Arbain di Madinah,” kata Juru Bicara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Akhmad Fauzin, kemarin.
Menurut Fauzin, proses pemberangkatan jemaah haji Indonesia terus berlangsung hingga 3 Juli 2022. Adapun kemarin, sebanyak 2.866 jemaah haji Indonesia kembali diberangkatkan ke Tanah Suci. Mereka terbagi dalam tujuh kloter dan berangkat dari enam embarkasi. Terkait kondisi terkini jemaah di Arab Saudi, dia menerangkan, dari awal keberangkatan hingga kemarin, 558 jamaah sedang sakit. Perinciannya, 383 orang rawat jalan, 188 orang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), dan 17 orang dirawat di RSAS.
Sementara untuk jemaah wafat, bertambah satu orang yang berasal dari Kloter 9 Embarkasi Surabaya. “Sehingga, sampai hari ini jumlah jemaah wafat sebanyak 11 orang,” ungkapnya. Dia melanjutkan, Kemenag memastikan bahwa layanan badal haji untuk para calon jemaah gratis alias tanpa biaya. Sertifikat badal haji juga akan diterbitkan, sebagai bukti sahih bahwa jamaah yang berhalangan telah melaksanakan ibadah di Tanah Suci.
Fauzin mengatakan, ada sejumlah kriteria jemaah yang berhak mendapatkan layanan itu. Pertama,jemaah yang meninggal dunia di asrama haji atau embarkasi. Berikutnya, jemaah yang wafat dalam perjalanan ke Arab Saudi. Misalnya, wafat saat di pesawat. Berikutnya adalah jemaah yang sudah berada di Saudi, tetapi meninggal sebelum pelaksanaan wukuf. ’’Kriteria berikutnya adalah jemaah yang tidak bisa menjalani safari wukuf,’’ jelasnya. Safari wukuf adalah berwukuf dari dalam mobil ambulans. Safari wukuf ini umumnya untuk jemaah yang sakit. Mereka tidak memungkinkan untuk tinggal di tenda jemaah di Arafah.
Kriteria lain badal haji adalah jemaah yang mengalami gangguan jiwa. Merujuk pada musim haji 2019 lalu, ada sejumlah jemaah yang mengalami gangguan kejiwaan. Kemenag nantinya akan menyiapkan petugas badal haji. Untuk menjamin keabsahan, petugas itu wajib meneken pernyataan telah melaksanakan tugas badal haji. PPIH Arab Saudi akan menerbitkan sertifikat badal haji, untuk kemudian diberikan kepada keluarga jemaah yang wafat atau kepada jemaah terkait kriteria di atas.
Dia turut menyampaikan jika ada layanan jasa resmi pendorong kursi roda di Masjidilharam. Layanan ini bisa dimanfaatkan jemaah saat melaksanakan tawaf dan sai. Menurutnya, jasa layanan kursi roda ada di tiga terminal. Yaitu Syib Amir, Jiad, dan Bab Ali. Waktu layanan dari sore hari setelah Asar sampai malam hari. “Pagi dan siang hari tidak ada, dikarenakan cuaca yang sangat panas,” terangnya. “Jemaah yang memerlukan jasa layanan pendorongan kursi roda dapat langsung menuju terminal angkutan selawatnya masing-masing,” tambahnya.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI TB Ace Hasan Syadzily meminta pemerintah mempersiapkan diri menghadapi puncak ibadah haji, yang akan terjadi dua pekan lagi. Atau 8 Juli 2022.
Menurutnya, jemaah berisiko kelelahan, dehidrasi, dan heat stroke atau serangan panas saat melaksanakan wukuf di Arafah. “Mudah mudahan kecenderungan akan semakin baik. Melihat kondisi pemberangkatan tahun ini, sudah berjalan dengan baik. Walaupun kita harus tetap waspada,” katanya kepada Kaltim Post (induk bontangpost.id) saat berkunjung ke Balikpapan.
Pihaknya terus mendorong supaya ada kewaspadaan terhadap cuaca yang cukup panas di Arab Saudi. “Oleh karena itu, Kemenag, kami minta untuk melakukan edukasi kepada calon jamaah haji yang ada di Arab Saudi. Yang saat ini, hampir sebagian besar memasuki Madinah. Dan nanti akan memasuki Makkah,” tutur Ace.
Dia melanjutkan, pada tahun ini ada sebanyak 58 ribu calon jemaah haji yang berusia di atas 65 tahun yang keberangkatannya ditunda akibat kebijakan pembatasan Pemerintah Arab Saudi. “Kalau kebijakan itu dicabut, kami akan memprioritaskan calon jemaah haji berusia di atas 65 tahun yang jumlahnya 58 ribu orang ini, bisa berangkat di tahun depan. Karena tahun ini kapasitas yang dibuka hanya satu juta orang. Kalau tahun depan dibuka sekitar 3 juta, tentunya akan ditambah lagi kuota kita tahun depan,” ujarnya. (riz/k15)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post