SAMARINDA – Pendidikan merupakan hak semua anak Indonesia. Termasuk mereka yang berada di daerah perbatasan. Itulah yang menjadi bahasan dalam diskusi publik garapan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.
Digelar di auditorium Unmul Selasa (2/5) kemarin, diskusi dalam rangkaian peringatan hari pendidikan nasional (Hardiknas) ini menghadirkan tiga narasumber. Yaitu Anggota DPR RI Dapil Kaltim-Kaltara Hadi Mulyadi, Bupati Tana Tidung Undunsyah, serta Dekan FKIP Unmul Muh Amir Masruhim.
Dalam diskusi yang dimulai sekira pukul 13.00 Wita ini, Bupati Tana Tidung Undunsyah memaparkan program sekolah terpadu boarding school yang tengah digagasnya di Tana Tidung sebagai daerah penyangga wilayah perbatasan. Sekolah terpadu yang meliputi jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah ini menjadi salah satu solusi bagi anak-anak di daerah perbatasan Kalimantan Utara (Kaltara) dengan Malaysia untuk memperoleh akses pendidikan.
“Boarding school yang kami kembangkan ini bisa menjadi sarana bagi anak-anak yang berada di daerah-daerah perbatasan, di antaranya dari Nunukan dan Malinau,” kata Undunsyah.
Penerapan program boarding school berjenjang ini menurutnya juga bisa mencegah terjadinya putus sekolah karena pernikahan dini. Karena setelah lulus dari suatu jenjang, siswa langsung diarahkan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yang tersedia di boarding school.
“Sehingga orang tua tidak bisa memaksa anak mereka untuk menikah di usia sekolah. Pola pikir pernikahan dini di usia sekolah inilah yang perlu diubah, yang perlu melibatkan pemerintahan setempat,” ujarnya.
Menanggapi berbagai permasalahan yang terjadi di daerah perbatasan, khususnya terkait pendidikan, Anggota DPR RI Hadi Mulyadi agar semua pihak untuk tidak menyerah pada keterbatasan. Baik para pelajar maupun para guru yang berada di perbatasan. Apalagi di tengah kondisi keuangan yang tengah mengalami defisit.
“Menuntut pemerintah untuk memenuhi sarana prasarana pendidikan yang layak dan memadai memang perlu dilakukan. Namun begitu para pelajar dan guru juga harus tetap semangat dan tidak menyerah dengan keterbatasan yang ada,” ujar Hadi.
Dia mengimbau para pelajar untuk giat dalam menuntut ilmu. Sehingga dapat mencapai cita-cita yang diinginkan. Hadi menyebut, sudah banyak teladan para pelajar yang berjuang dengan segala keterbatasan namun berhasil meraih kesuksesan.
“Khususnya para mahasiswa, harus tekun belajar agar tidak tertinggal. Jangan sampai tergeser oleh orang-orang dari daerah lain,” terangnya.
Pun begitu dengan para guru. Menurutnya seorang guru mesti memiliki ketulusan dalam mengajar murid-muridnya. Serta harus memiliki niat mulia menjadi guru dengan tujuan mencerdaskan bangsa. Bukan sekadar menjalankan profesi seorang guru. Karena bila sekadar menjadi guru, tujuan pendidikan tidak akan tercapai.
“Berbahaya apabila guru tidak memiliki visi dan misi. Seorang guru harus memiliki kecintaan dan ketulusan dalam melakukan pekerjaannya,” sebut politisi PKS ini.
Maka dari itu, Hadi berharap di tengan keterbatasan sarana prasarana yang ada, kualitas guru tidak berkurang. Sebaliknya, mesti bisa kreatif dan inovatif dalam memaksimalkan kearifan lokal yang ada secara efektif.
Sementara itu Dekan FKIP Unmul Muh Amir Masruhim mengungkap, keluhan utama pendidikan di perbatasan adalah minimnya sarana prasarana. Contohnya laboratorium yang merupakan ruang praktik bagi para siswa. Tidak terpenuhinya kebutuhan laboratorium ini membuat pendidikan yang diberikan lebih terfokus pada teori.
Amir memaparkan, model pendidikan antara di kota dengan di desa khususnya di perbatasan tidak bisa disamakan. Karena karakteristik siswanya jelas sangat berbeda. Sehingga, perlu adanya model-model pembelajaran khusus yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing.
“Yang perlu digagas di sini adalah pengadaan internet di daerah. Sehingga belajar bisa dilakukan menyesuaikan dengan kegiatan siswa. Tidak mesti tatap muka, tapi harus ada pendampingan. Pendampingan ini juga tidak harus oleh guru. Bisa juga oleh kakak kelas,” papar Amir dalam diskusi yang dihadiri puluhan mahasiswa Unmul ini. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post