bontangpost.id – Pemkot Bontang telah menyampaikan pengajuan pembangunan jargas kepada Kementerian ESDM. Tepatnya pada forum group discussion (FGD) 3 Juli 2024 lalu di Yogyakarta. Hasilnya dari tiga skema yang diajukan hanya dua yang memungkinkan.
Kabag Perekonomian dan SDA Setkot Moch Arif Rochman mengatakan pada dasarnya pemkot masih berharap agar pembangunan ini dilakukan oleh pemerintah pusat. Tetapi dari penyampaian Kementerian ESDM tidak ada anggaran pembangunan jargas pasca covid.
“Tetapi Bontang masuk dalam kota yang akan dilakukan feasibility study (FS) terkait pengembangan jargas,” kata Arif.
Data yang disampaikan terkait pengajuan dari masyarakat sebelumnya menjadi penunjang. Bontang pun mengajukan dengan pertimbangan bahwasanya merupakan daerah pengolah gas dan penyangga IKN ke depannya.
Opsi kedua yang memungkinkan yakni melakukan hibah ke pemerintah pusat untuk proses pembangunan. Konsep ini pun tertuang dalam Permendagri 77.
“Dari Kemendagri itu memungkinkan,” ucapnya.
Sementara opsi ketiga yang sebelumnya memberikan modal atau penugasan kepada BME engan menggandeng investor dirasa memerlukan waktu lebih lama. Sebab pemkot harus melakukan beberapa tahapan terkait penyertaan modal. Mulai dari penyusunan naskah akademik hingga pembahasan sampai menjadi perda.
“Ini lebih lama karena minimal harus dua tahun. Kalau dua opsi sebelumnya itu bisa perencanaan di akhir tahun ini. Kemudian pembangunannya di tahun depan,” tutur dia.
Sebelumnya pemkot menyerahkan data pemasangan sambungan rumah yakni 11.214. Diketahui, jumlah terbanyak menyasar Kelurahan Loktuan. Angkanya yakni 1.973 kepala keluarga yang memohon pemasangan jargas. Disusul Tanjung Laut dengan 1.404 kepala keluarga.
Pada posisi ketiga teratas yakni Kelurahan Api-Api dengan 1.077 kepala keluarga yang bermohon. Kanaan 256 kepala keluarga, Belimbing 785 KK, Gunung Telihan 425 KK, Bontang Baru 481 KK, Bontang Kuala 436 KK, Gunung Elai 700 KK, Guntung 395 KK.
Tanjung Laut Indah 740 KK, Berebas Tengah 952 KK, Berbas Pantai 420 KK, dan Bontang Lestari 944 KK. Serta untuk angka terendah menyasar Satimpo yaitu 226 KK. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post