Oleh
Mujahidul Wathoni, S.Ag, M,Pd
(Wakil Ketua 5 PD Muhammadiyah Kutai Timur)
SECARA bahasa berkah berarti Az -ziyadah ( pertambahan ), an – nama` ( pertumbuhan ), dan as-sa`adah ( kebahagiaan ).
Secara istilah, berkah tidak jauh berbeda dengan makna secara bahasa yaitu pertambahan dan pertumbuhan nikmat dan anugerah yang mendatangkan kebahagiaan. Pertambahan dan pertumbuhan ini terkadang tidak secara material, tapi bersifat immaterial.
Berkah itu sesuatu yang tidak dapat dilihat dengan mata, namun dapat kita rasakan efek dan pengaruhnya, berkah itu sedikit jumlahnya namun memberikan manfaat dan pengaruh yang luar biasa. Anas bin Malik r.a. Menuturkan,
“ Abu Thalhah menyuruhku untuk mengundang Rasullah Saw. Karena ia telah memasak makanan. Ketika aku datang, Rasullah Saw. Sedang bersama orang – orang, lalu beliau memandangku sehingga aku merasa malu, lau aku berkata, Mohon engkau dapat menghadiri undangan Abu Thalhah.
`Berangkatlah kalian bersamaku.`Abu Thalhah berkata,`Wahai Rasullah, aku hanya mampu memasak sedikit makanan untukmu.` kemudian Rasullah Saw. Pun menyentuh makanan itu dan mendo`akan keberkahan untuknya, kemudian beliau bersabda`masukanlah sepuluh orang dari sahabatku,`lalu bersabda.` kalian.` Beliau mengeluarkan makanan sedikit kepada mereka dengan jari-jemari beliau. Mereka pun memakan makanan itu sampai kenyang lalu mereka keluar.` kemudian beliau bersabda.
` masukanlah sepuluh orang lagi,` lalu mereka masuk dan memakan makanan sampai kenyang. Beliau terus – menerus memasukan sepuluh orang dan mengeluarkan sepuluh orang yang lain sehingga tidak ada seorang pun di antara mereka, melainkan telah masuk dan memakan sampai kenyang. Kemudian setelah itu, beliau menyiapkan makanan itu, ternyata makanan itu sama sekali tidak berkurang seperti keadaanya ketika mereka hendak makan.” ( HR. Muslim )
Lihatlah, karena rasulllah Saw. Telah mendo`akan keberkahan makanan yang sebenarnya hanya cukup untuk satu orang, ternyata mampu mengenyangkan berpuluh-puluh orang. Itulah berkah, pengaruh dan keajaibanya luar biasa. Nah bulan Ramadan ini terdapat limpahan berkah, ini adalah momentun yang luar biasa bagi seluruh syhoimin dan syhoimat untuk mendapatkan bagian dari kekeberkahan pada bulan Ramadan tersebut.
Untuk mendapatkanya tentunya kita harus bersungguh – sungguh dalam meraihnya, karena tanpa kesungguhan kita tidak akan mendapatkan berkah.
Rasullah Saw. Bersabda, “ Telah datang kepadamu bulan Ramadan, bulan yang penuh dengan berkah. Allah, telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Pada bulan itu pintu-pintu surga dibuka, pintu – pintu neraka ditutup, setan – setan dibelenggu, pada bulan itu terdapat suatu amalam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa terhalang untuk mendapatkan kebaikan malam ini, berarti ia terhalang untuk mendapatkan kebaikan ( malam-malam yang lain ) ( HR. Ahmad dari Abu Hurairah r.a ).
Pada Hadist diatas telah dijelaskan bahwa bulan Ramadan adalah bulan yang penuh dengan berkah, maka tentunya kita berupaya untuk memanfaatkan momentum yang penuh berkah itu sebanyak-banyaknya. Di antara kejadian yang penuh momentum selama Ramadan itu adalah sebagai berikut :
Pertama, Pintu-pintu Surga dibuka, dengan dibukanya pintu-pintu surga, seorang mukmin lebih mudah untuk menjelajah surga dengan hati dan jiwanya sehingga muncul dalam dirinya dorongan yang sangat kuat untuk melakukan berbagai amal ketaatan yang dapat mengantarkan menuju surga. Dimana ia akan senantiasa beribadah kepad Allah di siang dan malam hari, senantiasa berorientasi kepada Akhirat dan berpaling dari dunia.
Kedua, Pintu-pintu neraka ditutup, dengan ditutupnya pintu-pintu nereka seorang mukmin mudah untuk menumbuhkan optimisme. Dalam dirinya bahwa membebaskan diri dari neraka adalah sesuatu yang dapat dilakukanya dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah SWT.
Ia juga dapat membayangkan bahwa neraka sudah ditutup sedang ia berada di luar neraka, jangan sampai memaksa untuk masuk seperti laron yang berebut mendekati api, padahal api itulah yang menjadi sumber kebinasaanya.
Ketiga, Syetan-syetan dibelenggu, dengan dibelenggunya syetan-syetan seorang mukmin lebih berkonsentrasi untuk membenahi nafsu dan syahwatnya yang seringkali menjadi penyebab kemaksiatan dan pelanggaran terhadap perintah Allah SWT.
Ia juga lebih mampu untuk membekali diri dengan berbagai amal ketaatan yang dapat dijadikan sebagai perisai diri dari godaan syetan di bulan Ramadan. Hendaknya momentum ini memberi inspirasi kepadanya untuk senantiasa memperlemah syetan dan mengkerdilkanya sehingga tidak memiliki kekuatan untuk menggoda dan menyesatkanya.
Keempat, Malam Lailatul Qadr ditetapkan, momentum penuh berkah ini jangan sampai disia-siakan sorang mukmin. Yaitu bahwa amal ibadah yang pada malam kemuliaan ini akan dilipatgandakan sehingga lebih baik dari pada amal ibadah yang dilakukan selama seribu bulan.
Maka hendaklah setiap kita bertekad menjadikan malam ini sebagai malam untuk mengoptimalkan berbagai amal ibadah sehingga mampu menjadi pengikut Nabi yang patut dibanggakan di depan ummat-ummat sebelumnyadi akhirat nanti. Dengan umur hanya enampuluh atau tujuh puluh tahun, ia mampu menadingi ahli ibadah dari kalangan ummat-ummat sebelumnya yang usianya ratusan tahun.
Semoga kita termasuk orang yang mendapatkan bagian dari keberkahan pada bulan Ramadan yang telah disediahkan oleh Allah SWT. Amien-Amien ya rabbal `alamin.(*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post