SANGATTA – Mulusnya aksi perampokan PT Multi Pacifik Indonesia di Desa Muara Bulan Kecamatan Karangan, 16 Juni 2017 lalu tak lepas dari matangnya perencanaan yang dilakukan para pelaku. Bahkan, menurut sumber media ini, aksi perampokan itu sudah dilakukan sejak ketiga tersangka, yakni Du, Mus, dan Nur mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Bontang.
Sebab, setelah keluar dari tahanan, tersangka Du dan Mus langsung bertemu Nur yang tinggal di Desa Pengadan Kecamatan Karangan. Selain itu, saat beraksi para perampok ini juga membawa senjata api palsu.
“Jadi ketiga tersangka (Du, Mus dan Nur, Red.) itu kenalannya di lapas. Karena terjerat kasus hukum yang berbeda. Setelah bebas, ketiganya langsung berkumpul di rumah Nur. Dan sempat tinggal beberapa lama. Katanya mau cari kerjasn,” jelas sumber media ini yang enggan dipublikasikan namanya.
Dia menerangkan, setelah tinggal beberapa pekan di rumah Nur, tersangka Du dan Mus kemudian di kenalkan dengan tersangka Rus yang bekerja di PT MPI Muara Bulan. Rus pun tercatat sebagai Ketua Koperasi yang terikat dengan PT MPI.
“Karena orang dalam, makanya Du dan Mus yang jadi eksekutor aksi perampokan mudah mengetahui info kapan uang dicairkan. Karena, Nur dan Rus juga tinggal di Karangan, sehingga mereka tahu, seluk beluk kemana harus kabur,” ucapnya.
Sementara untuk rekam jejak Mus, lanjut dia, juga sudah tidak asing lagi dalam kasus perampokan. Sebab, pelaku yang baru bebas bersyarat dari Lapas Bontang itu, pernah terlibat aksi perampokan gaji karyawan PT Sinergi Agro Industri Estate (SAIE) sebesar Rp2,1 M pada tahun 2015 lalu.
“Kalau untuk tersangka Nur, dia di penjara karena kasus Lakalantas. Dan bebas duluan dari Du dan Mus,” ujarnya.
Terkait dengan barang bukti yang diamankan, sumber ini mengatakan baru sekitar Rp 300 juta. Uang tersebut merupakan uang yang disimpan dalam karung saat aksi perampokan di PT MPI. Sedangkan sisanya, masih ada dalam tas ransel yang diduga dibawa tersangka Du yang masih dalam pengejaran polisi.
“Jadi uang yang banyak itu yang disimpan dalam ransel. Sedangkan dalam karung ini hanya sisanya saja. Karena saat aksi perampokan tas yang dibawa tidak muat, jadi sisanya dimasukan karung,” katanya.
Sedangkan untuk senjata api yang digunakan pelaku, lanjut dia, hanya dua yang asli. Pertama senpi rakitan laras panjang dan laras pendek. Sedangkan, satu lainnya, hanya mainan namun bentuknya sudah dimodifikasi pelaku sehingga sepintas mirip dengan senpi rakitan.
Seperti diketahui, sehari sebelum aksi perampokan, Jumat (16/6), Kepala TU PT MPI Silalahi mengambil uang untuk penggajian karyawan di Sangatta. Saat itu, dia dikawal dua anggota brimob. Kembali dari Sangatta setelah perjalanan selama enam jam, mereka tiba di Kantor PT MPI. Ketika itu, kedua brimob tersebut langsung kembali ke pos PT Gunta Samba (masih satu grup dengan MPI) di Ampanas, Desa Pengadan. Sementara duit miliaran disimpan di rumah Silalahi.
Keesokan paginya, sekira pukul 07.00 Wita, uang dibawa ke kantor untuk penggajian karyawan. Sekira pukul 11.25 Wita, muncul dua orang lelaki menggunakan sepeda motor.
Mereka langsung berhenti di depan pintu kantor. Wajah keduanya ditutupi masker hitam. Mereka juga mengenakan topi hitam. Di belakang tubuh lelaki misterius itu, menyandang senpi laras panjang. Mereka pun turun dari sepeda motor, lantas masuk ke kantor besar PT MPI.
Satu orang pelaku menuju ke ruangan Koordinator Estate Manager. Sedangkan seorang pelaku lainnya berjaga di depan pintu masuk sambil menodongkan senjata api laras panjang ke arah karyawan.
Di dalam ruang tersebut, ada tiga karyawan yang sedang menghitung uang gaji karyawan. Tiba-tiba pelaku langsung melempar tas ransel warna hitam sambil menodongkan senjata api rakitan laras pendek dengan tangan kirinya. Kemudian mengambil senpi pendek lagi, dan ditodongkannya dengan tangan kanan (kedua senpi ditodongkan) ke kepala salah satu karyawan, yakni Rony.
Perampok itu lantas berkata, “Jangan bergerak! Kalau bergerak nanti saya bunuh! Cepat masukkan uang ke tas”. Merasa terancam, tiga karyawan tersebut memasukkan uang—saat itu uang berada di lantai—ke dalam tas ransel maupun karung beras yang disiapkan pelaku.
Selesai uang dimasukkan ke tas, sekitar 10 menit kemudian, pelaku langsung mengambil tas dan karung tersebut dan meninggalkan ruangan. Pelaku menggunakan sepeda motor lantas melarikan diri ke arah luar kebun.
Saat pelaku melarikan diri, ada seorang karyawan PT MPI lainnya yang melihat, dan coba mengejarnya. Sampai akhirnya, pelaku sempat berpapasan dengan sekuriti, dan langsung mengeluarkan tembakan ke atas satu kali. Mendengar letusan senjata api, sekuriti langsung tiarap. Sementara seorang karyawan lain tetap berupaya mengejarnya.
Sesampainya di dekat menara api, sekitar 3 kilometer dari lokasi kejadian, pelaku meninggalkan motornya. Mereka pun lari ke dalam hutan. Karena saat itu pelaku membawa senpi maka karyawan tidak berani mengejarnya lebih lanjut.
Sementara ini, barang bukti yang sudah diamankan adalah satu sepeda motor Suzuki Satria 125 CC dan satu topi warna hitam. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post