SANGATTA – Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial (BPJS) berharap masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah hingga atas dapat menjadi contoh. Caranya dengan ikut mendaftar dalam program BPJS dan tertib melakukan pembayaran setiap bulannya. Sebab, dengan begitu akan dapat meringankan masyarakat yang kurang mampu dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Terlebih, kedepan BPJS akan beralih menjadi Kartu Indonesia Sehat (KIS).
“Memang masih banyak yang mengeluh karena pelayanan BPJS. Tapi, itu karena mereka belum paham alurnya. Padahal, dengan mendaftar dalam program BPJS masyarakat dibuat untuk mempersiapkan diri jauh hari dengan membayar iuran rutin bulanan. Jadi, jika membutuhkan pengobatan, iuran yang sudah dikumpulkan itu yang dipakai untuk membayarnya. Jadi programnya sama seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),” ungkap Kepala Cabang BPJS Sangatta Nurlia Aprianti.
Dia menerangkan, kini warga Kutim yang tercatat dalam daftar pengguna BPJS ada sekitar 71 persen. Sisanya diharapkan dapat segera mendaftarkan diri ikut dalam program BPJS. Karena pada 2019 mendatang kepesertaan bakal bersifat wajib.
“Melalui penerima bantuan iuran (PBI), masyarakat yang tidak mampu akan memperoleh bantuan keringanan sehingga dapat menggunakan BPJS meski keuangan sulit. Di Kutim, periode Januari-Mei 2017 untuk PBI terdapat sekira 73,6 ribu orang dari APBN dan 4,8 ribu orang dari APBD,” jelasnya.
Nurlia juga menambahkan, kedepan BPJS fungsinya bukan hanya untuk fasilitas pelayanan kesehatan saja, namun bakal benar-benar penting. Jadi, layaknya KTP. Semua data penggunanya akan tercover dalam BPJS. Bahkan saking pentingnya, BPJS akan bisa digunakan untuk transaksi penginapan dan hotel, dengan harga kamar mendapat potongan diskon.
“Nah pola seperti itu sudah diberlakukan di beberapa hotel di Samarinda dan Balikpapan,” tutur Nurlia. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post