SANGATTA – Kelangkaan pasokan garam, ternyata juga terjadi di Kutim, khususnya di wilayah Sangatta. Dari pantauan media di sejumlah pasar stock garam yang dimiliki pedagang pun cukup terbatas. Kondisi ini akibat penyalurannya sudah terhenti sejak sebulan terakhir.
Iin salah satu pedagang Pasar Induk Sangatta mengaku, sudah sebulan terakhir ini dirinya tidak pernah mendapat kiriman garam dari agen pemasok. Akibatnya, stock garam yang dijualnya pun sempat kosong beberapa hari.
“Biasanya setiap minggu diantari. Tapi, sekarang tidak pernah lagi. Saya tanya, katanya juga tidak ada pasokan garamnya. Karena, dari pabriknya lagi stop produksi,” ujar Iin.
Lantas agar tetap bisa menjual garam, dia mengaku, terpaksa berkeliling kesejumlah toko besar di wilayah Sangatta. Itupun jumlah garam yang bisa diperolehnya sangat terbatas, dan harganya jauh melonjak.
“Kemaren beli cuma bisa dapat satu karung. Harganya sudah Rp 35 ribu per pak. Padahal biasanya hanya Rp 20 ribu perpak,” sebutnya.
Sementara itu, Nurhayati pedagang Pasar Induk Sangatta lainnya pun mengaku tidak pernah mendapatkan kiriman pasokan garam dari agen. Padahal, biasanya sangat mudah mendapatkan garam berbagai merek dari agen.
“Biasanya yang dikirim mereknya macam-macam. Mulai dari yang paling murah, sampai agak mahal. Tapi, sekarang susah sekali dapatnya. Enggak tahu sampai kapan garam ini langka,” ujar Yati.
Terpisah, Basir Pedagang Pasar Singa Geweh di Sangatta Selatan mengaku juga terpaksa menaikan harga jual garam, dari Rp 1.000 perbungkus menjadi Rp 2.000 perbungkus untuk merek segitiga. Sedangkan untuk merek garam lainnya, dijuanya Rp 4.000 per bungkus.
“Sekarang enggak bisa lagi dijual seribu. Karena modalnya juga naik. Makanya, terpaksa saya naikan juga harganya. Itupun stock saya hanya ada beberapa pak saja,” ucapnya.
Dia berharap, pemerintah bisa mengambil sikap mengatasi langkanya pasokan garam di wilayah Sangatta.
Menyikapi kondisi ini, Kapolres Kutim AKBP Rino Eko yang dihubungi melalui telepon selulernya mengaku, pihaknya sudah menurunkan tim untuk melakukan pengawasan di lapangan. Namun, informasi yang diperoleh, kosongnya pasokan garam di Kutim memang akibat belum adanya pengiriman dari Samarinda.
“Kami sudah koordinasi dengan Disperindag Kutim. Infonya memang belum ada pasokan dari Samarinda,” ujar Rino.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Edward Azran dihubungi melalui telepon selulernya belum memberikan komentar. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post