Sejak Januari hingga per 8 November 2017, tercatat sudah ada 26 pemberantasan sarang lebah yang dilakukan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkartan) di berbagai wilayah di Kota Taman. Angka ini dinilai cukup tinggi mengingat banyaknya laporan dari warga yang meminta bantuan ke Disdamkartan untuk dilakukan pembasmian hewan yang memiliki sengatan cukup berbahaya tersebut. Apalagi di tahun-tahun sebelumnya, jumlah permintaan tidak sebanyak itu.
“Mungkin masyarakat baru mengetahui jika sekarang sudah ada bagian penyelamatan di Pemadam Kebakaran. Sehingga akhirnya banyak permintaan yang masuk ke kami. Karena memang kami baru berdiri per Januari lalu. Sebelumnya masih bergabung di BPBD,” terang Plt Kasi Pencegahan dan Penyuluhan Disdamkartan, Yuli Masriantika belum lama ini.
Terkait media pembasmian sarang lebah atau tawon sendiri, Yuli menuturkan jika petugas Disdamkartan lebih banyak menggunakan media pembakaran sarang. Ini mengingat peralatan yang dimiliki personil Disdamkartan masih terbatas. Sehingga belum bisa menggunakan media pestisida. Pada dasarnya kata Yuli, media pembakaran sering dilakukan karena itulah cara yang saat ini cukup efektif. Pasalnya pihaknya pernah mencoba dengan cara manual, namun justru yang menjadi korban adalah anggota Disdamkartan itu sendiri.
“Anggota kami pernah sampai ada yang demam hingga masuk rumah sakit lantaran terkena sengatan tawon tanah saat eksekusi. Sehingga setelah itu, kami evaluasi lagi agar meminimalisir risiko,” tukasnya. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: