TARAKAN – Hujan deras yang mengguyur Bumi Paguntaka dengan rentan waktu semalaman, mengakibatkan satu kios pembelian kepiting di RT 5 Kelurahan Juata Laut terbawa arus air laut. Insiden ini tak menimbulkan korban jiwa, hanya saja mengakibatkan kerugian diperkirakan sekitar Rp 500 juta.
Penjaga kios pembelian kepiting Barep Royyanu, Azen Trio Handoko (30) menceritakan pada pukul 07.30 wita, dia sedang menyortir kepiting-kepiting yang sudah dikumpulkan para pengepul. Tiba-tiba saja, dia mendengar bunyi kayu ‘krakkkkk’ sebanyak tiga kali, namun dia tak menghiraukan bunyi tersebut. Tak disangka, saat itu dia sudah terbawa arus air laut beserta bangunan pembelian kepiting.
Di dalam kios pembelian kepiting milik Latief itu dihuni enam orang anggota keluarga terdiri dari saudara, istri dan anak Azen. Saat sadar terbawa arus, kelimanya sempat keluar melalui pintu belakang kios dan langsung mengamankan diri. Azen sempat ingin mengamankan motornya, namun nahas dia malah terbawa arus bersama motornya dan bangunan kios tersebut.
“Jadi posisi depan kios ini, menghadap ke arah laut. Lima orang keluarga saya langsung keluar dari pintu belakang. Saya sebenarnya mau menyusul, tapi saya kepikiran untuk mengambil motor dulu. Tapi ternyata rumahnya suda hanyut,” tuturnya.
Akibat sudah terbawa arus air laut, ia panik. Kemudian langsung berenang dan menyebrangi laut yang memiliki kedalaman 5 meter lebih, menuju ke daratan.
Ketua RT 5 Kelurahan Juata Laut, Supriyadi Supardi (50) mengatakan, sejak dirinya menetap di kawasan tersebut, hal ini baru pertama kalinya terjadi. Kios tersebut memang sudah berdiri sejak tahun 2010. Diakui Supriyadi, untuk mendirikan rumah di atas laut, masyarakat wajib menggunakan kayu ulin sebagai bahan utama bangunan.
“Ini pos pembelian kepiting, bukan rumah. Sebelumnya bangunan ini sudah pernah miring, kami sudah selalu ingatkan pemiliknya. Tapi mungkin karena sulitnya persediaan kayu ulin dan biaya pemasangan yang mahal, sehingga pemiliknya belum memperbaikinya,” jelasnya.
Saat tahu ada kios yang hanyut, Supriyadi langsung bergegas bersama-sama warga membantu penjaga kios, untuk mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan. Tak hanya itu, ia juga langsung menghubungi kelurahan dan kecamatan agar dapat melakukan tinjauan langsung ke lokasi tersebut.
Untuk diketahui, peralatan yang hanyut beserta kios tersebut di antaranya, freezer, alat penyimpan kepiting, bahkan kepiting yang tidak sempat terjual juga ikut hanyut dibawa arus laut. Sementara itu, saat ditemui Radar Tarakan, pemilik kios tersebut Latief (35) belum dapat berkomentar banyak atas insiden ini.
Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tarakan, menyebut ada peningkatan potensi hujan lebat dan gelombang tinggi di wilayah Kaltara, khususnya Tarakan dalam beberapa hari ke depan, sehingga masyarakat diminta waspada.
BMKG Tarakan memperkirakan, kondisi hujan mengalami peningkatan. Karena, kondisi kelembapan udara di wilayah Kaltara dan sekitarnya sangat tinggi. Sehingga perkembangan awan dan hujan lebih cepat berkembang.
“Terutama khususnya, malam hingga pagi hari. Di mana, potensi hujan bahkan disertai guntur itu dapat terjadi di Tarakan untuk 2-3 hari ke depan,” ungkap Herman, Prakirawan Cuaca BMKG Tarakan.
Lebih lanjut Herman menjelaskan, adapun soal gelombang tinggi, hal tersebut disebabkan beberapa faktor seperti hujan disertai angin kencang yang menyebabkan rata-rata tinggi gelombang dari 0.25 hingga 1.25 meter.
“Jika saat ada hujan disertai angin, gelombang bisa meningkat lebih cepat 1.5 meter. Jadi, masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, genangan, pohon tumbang dan jalan licin dan juga untuk nelayan harus waspada ,” pungkasnya. (*/shy/eru/nri/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: