SAMARINDA – Gara-gara jalan rusak parah, warga Batu Enggau dan Tanjung Harapan, Paser sampai harus berobat ke Kalimantan Selatan (Kalsel). Pasalnya warga kesulitan melewati jalan provinsi yang masih berbentuk tanah merah tersebut. Kerusakan ini berdampak pada kehidupan sehari-hari warga Paser yang berada pada desa-desa tersebut
Hal ini diungkapkan Anggota DPRD Kaltim, Syarifah Masitah Assegaf. Dalam reses yang dilakukannya, politisi Partai Golkar ini melihat langsung jalan yang termasuk jalan provinsi tersebut. “Jalan-jalan provinsi tersebut sudah puluhan tahun tak ada sentuhan oleh pemerintah provinsi,” kata Syarifah melalui pesan singkat WhatsApp kepada Metro Samarinda, Senin (19/2) kemarin.
Dia mengurai, jalan provinsi tersebut melewati beberapa desa di antaranya Desa Kerang, Desa Tampakan, Desa mengkudu, dan Desa Lomu yang ada di Kecamatan Batu Enggau, Paser. Jalan tersebut merupakan akses untuk mencapai Desa Riwang, desa terpencil di kecamatan tersebut. Kerusakan parah yang terjadi disebut kerap mengakibatkan kecelakaan bagi pengguna jalan yang melintas di daerah tersebut.
Bukan hanya jalan tersebut, Syarifah juga menyebut kerusakan parah juga terjadi pada jalan provinsi yang menghubungkan Desa Kerang hingga tembus ke Kecamatan Tanjung Harapan. Jalan ini melintasi empat desa antara lain Desa Pegguren, Desa Segendang, Desa Kladen, dan Desa Senipah yang ada di Kecamatan Tanjung Harapan hingga mencapai Kalsel.
“Mulai dari Kecamatan Batu Enggau sampai Kecamatan Tanjung Harapan rusak parah. Masyarakat pada desa-desa tersebut berharap segera ada perbaikan badan jalan. Karena mereka susah sekali untuk keluar bila mau ke kota atau kalau ada yang sakit,” jelasnya.
Bukan itu saja, kerusakan jalan ini juga berpengaruh pada perekonomian masyarakat di sana yang mayoritas bertani. Hasil panen mereka menjadi rusak dan busuk saat musim hujan tiba karena mereka tidak bisa membawanya untuk dijual. Bahkan untuk berobat, masyarakat lebih memilih berobat ke Kalsel karena jalannya lebih bagus dan juga lebih dekat.
“Kondisi mereka cukup memprihatinkan baik dari segi pendidikan, kesehatan, dan perekonomiannya,” tutur Syarifah.
Menurut dia yang paling dibutuhkan Kabupaten Paser dan juga Penajam Paser Utara (PPU) adalah perbaikan jalan-jalan provinsi yang kondisinya sangat memprihatinkan. Pun begitu dengan sarana air bersih, sarana pendidikan, dan sarana kesehatan yang dianggap belum memadai.
“Termasuk sarana listrik untuk masyarakat pesisir yang sampai sekarang masih ada desa-desa yang belum teraliri listrik,” singkatnya.
Adanya desa yang belum teraliri listrik ini terungkap dalam kunjungannya di Desa Riwang yang masuk kategori desa terpencil. Salama puluhan tahun masyarakat di sana disebut tidak bisa menikmati penerangan. Sehingga bila malam gelap gulita. Hal ini dirasa sangat menyulitkan masyarakat.
“Sehingga mereka minim informasi. Anak-anak yang bersekolah pun kesulitan untuk belajar jika malam hari,” tambah Syarifah. Untuk itu, Syarifah memberikan bantuan berupa genset berkapasitas 150 KVH yang bisa mengaliri listrik ke rumah-rumah masyarakat hingga 500 kepala keluarga. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: