SAMARINDA – Bank Indonesia mencatat sepanjang tahun 2017, pertumbuhan ekonomi Kaltim bergerak positif mencapai 3,1 persen. Angka ini jauh lebih baik dari kondisi dua atau tiga tahun lalu dimana pertumbuhan ekonomi Kaltim bahkan sempat menyentuh angka minus.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim, Abu Helmi mengatakan, tren positif tersebut harus bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak ekonomi masyarakat. Utamanya bagi para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kaltim.
Pemberian pelatihan kewirausahaan bagi pemula awal pekan ini adalah salah satunya. Seperti yang dilakukan Disnakertrans Kaltim pada sekira 20 ibu rumah tangga (IRT) di delapan desa di Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara.
“Kami manfaatkan momentum yang sangat baik ini. Pelaku usaha kecil menengah, khususnya para wirausahawan pemula kami dorong untuk ikut memberikan andil dalam pergerakan pertumbuhan ekonomi daerah,” kata Helmi belum lama ini.
Kecamatan Loa Kulu, lanjutnya, memiliki produk-produk yang menjadi andalan masyarakat setempat. Antara lain penganan tempe dan hasil ikan dari keramba (ikan mas, nila, dan patin). Potensi lainnya adalah perkebunan karet dan kelapa. Sedangkan dari peternakan terdapat potensi peternakan ayam, bebek, dan sapi.
Menurut dia, adanya pelatihan mendorong para pelaku usaha di kecamatan tersebut untuk menerapkan ilmu produktivitas. Sikap produktif katanya, mendorong pelaku usaha menjadi lebih dinamis, kreatif, inovatif serta terbuka terhadap kritik, ide baru, dan perubahan.
Apalagi ketatnya persaingan dalam era global saat ini tidak mungkin lagi bisa dihindari. Karenanya, masyarakat Kaltim harus membekali diri dengan kemampuan wirausaha yang baik, termasuk mengoptimalkan potensi sumber daya lokal yang tersedia. “Kami akan terus mendorong wirausahawan Kaltim menjadi lebih kompetitif,” kata nya.
Kepala UPTD PPD Disnakertrans Kaltim, Hetty menyebutkan ada beberapa hal yang diberikan dalam pelatihan kewirausahaan. Antara lain membekali wirausaha pemula dengan teori dan praktik membuat produk dengan prinsip produktivitas.
Selain itu, mereka juga mendapat tambahan pengetahuan tentang teknis membuat laporan laba rugi, pembukuan yang benar, dan manajemen keuangan. “Mereka juga dilatih untuk mengelola pembukuan secara benar. Karena biasanya, usaha kecil itu seringkali tidak memisahkan biaya usaha dan keperluan pribadi. Mereka kami ajarkan itu, agar benar-benar bisa menghitung pendapatan dan biaya usaha,” katanya. (*/drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: