SANGATTA – Setelah puluhan tahun tidak mendapatkan fasilitas energi listrik, akhirnya Desa Sangkima Kecamatan Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur, dapat merasakan aliran listrik dari PLN.
Program tersebut sudah dicanangkan sejak 2009 lalu oleh pimpinan desa yang lama.
Sekretaris Desa Sangkima, Iwan mengatakan program tersebut atas pengajuan kepala desa sebelumnya sejak sembilan tahun lalu. Hingga tiba pada pengujung 2017 silam program diterima oleh perusahaan listrik milik negara tersebut.
“Sudah puluhan tahun Sangkima berdiri, namun tidak pernah mengenal listrik PLN. Upaya terus dilakukan oleh pengurus desa yang lama dan diketuai oleh pak Djafar. Namun ditengah perjalanannya, ia menghembuskan nafas terakhir. Hingga kepala baru yang melanjutkan perjuangan ini,” katanya saat dikonfirmasi, Rabu (21/3).
Selain itu, dirinya memaparkan beberapa kendala yang kerap dialaminya. Menurutnya lahan menjadi permasalahan terberat. Lamanya memperjuangkan enclave (pembebasan lahan) Taman Nasional Kutai (TNK), menjadi penyebab desa tersebut tidak dapat dialirkan listrik.
“Sangat sulit kami memperjuangkan enclave. Dulunya daerah ini memang masih dalam kawasan. Sehingga baru 2017 lalu kami resmi bebas dan disetujui oleh PLN. Setelah itu langsung dilakukan pemasangan tiang pancang,” tuturnya.
Menurutnya tidak semua daerah di Desa Sangkima dapat langsung dialiri listrik. Iwan menjelaskan masih ada empat daerah yang belum dilakukan pemasangan jaringan. Hal tersebut disebabkan masih adanya daerah yang belum terbebas.
“Yang baru dialirkan listrik hanya Sangkima saja. Sedangkan untuk daerah Airport, Teluk Lombok, Jalan Poros, dan Sungai Tabuan belum dimulai. Namun kami upayakan 2018 ini menjadi target pemasangan,” kata Iwan.
Dia berharap semua daerah wilayahnya dapat dipasang jaringan listrik, sesuai dengan cita-cita kepala desa lama. Menurutnya hal tersebut harus dirasakan oleh semua warganya. Selain itu, banyaknya manfaat yang diterima masyarakat mampu meningkatkan perekonomian.
“Saya sangat bersyukur ketika listrik bisa dirasakan oleh masyarakat banyak. Yang jelas banyak sekali dampak perubahan. Terutama ekonomi menjadi meningkat, seperti adanya layanan jasa fotocoppy, jadi kami tidak perlu lagi menempuh jarak 13 km ke Sangatta,” tandasnya.
Warga Desa Sangkima, Suriyani mengatakan sangat senang atas terpasangnya aliran listrik di wilayahnya. Menurutnya sudah bertahun-tahun ia hanya merasakan listrik mesin genset yang hanya menyala dari pukul 18.00-06.00 WITA. Terlebih biaya yang dibayarkan untuk beban listrik terbilang mahal.
“Cukup mahal jika kita terus membayar biaya genset. Pasalnya, hanya menyala malam saja. Namun harus bayar Rp.300 ribu. Berbeda sekali jika memakai listrik PLN, kita hanya membayar Rp.150 – Rp. 200 ribu untuk 24 jam,” ujarnya.
Selain itu ia menceritakan perubahan yang terjadi. Dengan adanya listrik tersebut dirinya dapat membantu meringankan beban suami dengan menambah penghsilan sendiri.
“Saya merasakan bahagia, ketika saya bisa berjualan sendiri. Setidaknya saya bisa membuat es untuk dijual. Kan bisa menambah penghasilan,” tutupnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: