BONTANG – Keberadaan pohon di sekitar jaringan tegangan menengah (JTM) masih membuat PLN waswas. Pasalnya, dikhawatirkan ranting-ranting pohon menyentuh kabel listrik, apalagi bila pohon tersebut tumbang. Akibatnya, aliran listrik padam dan mengganggu kenyamanan masyarakat.
Manajer PLN Rayon Bontang, Cleodora Barentina menyatakan, dari puluhan gangguan eksternal yang didapati PLN sepanjang 2017 silam, 60 persen di antaranya masih didominasi pohon. Baik itu pohon yang tumbang dan memutus jaringan, atau ranting pohon yang terpapar kabel.
“Daerah yang paling sering mengalami gangguan karena pohon di antaranya di wilayah Jalan Poros Samarinda-Bontang, Jalan Poros Bontang-Sangatta, Jalan Pupuk Raya, juga di wilayah perkotaan Bontang,” ungkap Cleodora saat ditemui Bontang Post di ruangannya, Kamis (22/3) kemarin.
Perempuan yang karib disapa Eren ini mengatakan, upaya pencegahan gangguan pohon telah rutin dilakukan PLN. Di antaranya secara rutin melakukan patroli mencari potensi-potensi gangguan pohon di sekitar jaringan listrik. Bila didapati pohon yang posisinya telah berpotensi membahayakan, petugas PLN melakukan pemotongan setelah terlebih dulu berkoordinasi dengan pihak terkait.
“Kami berkomunikasi dengan warga pemilik pohon. Untuk pohon-pohon yang dimiliki Pemkot Bontang, kami berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait. Termasuk dengan Taman Nasional Kutai,” terang dia.
Sayangnya, upaya mengamankan jaringan dari ancaman pohon ini tak selalu berjalan mulus. Hal ini dikarenakan masih ada warga yang menolak bila pohonnya dipangkas. Padahal keberadaan pohon tersebut bukan hanya mengancam aliran listrik, namun turut membahayakan warga yang ada di sekitarnya.
Idealnya jarak aman saluran udara tegangan menengah (SUTM) jaringan dengan pohon minimal 2,5 meter. Pemangkasan yang dilakukan PLN bertujuan mengamankan jaringan SUTM dari potensi bahaya terhadap warga di sekitarnya.
“Misalnya ketika pohon tumbang, kabelnya tentu menjulur ke tanah dan membahayakan warga,” sambung Eren.
Kondisi cuaca Bontang yang kerap dilanda hujan deras dan angin kencang membuat potensi pohon tumbang terbilang tinggi. Di satu sisi, ketinggian pohon yang melampaui ketinggian jaringan listrik turut memunculkan potensi gangguan lainnya yaitu binatang liar.
Tingginya pohon, urai Eren, memungkinkan binatang-binatang liar bisa memanjat lantas melompat ke jaringan listrik. Apabila kabel jaringan tidak memiliki penutup, praktis akan memadamkan listrik ketika tersentuh. Binatang yang menyentuhnya pun dapat tersengat.
“Di awal 2018 ini saja sudah ada 8 gangguan dikarenakan binatang. Binatang yang mendekati jaringan biasanya tupai, burung, dan monyet,” paparnya.
Sebagai bentuk antisipasi, PLN secara bertahap memasang penutup pada isolator kabel-kabel jaringan untuk melindungi dari gangguan binatang. Kondisi alam Bontang yang sebagian masih berupa hutan membuat potensi gangguan binatang liar ini masih menjadi perhatian PLN.
Selain pohon dan binatang liar, cuaca yang ekstrem turut berkontribusi pada jumlah gangguan. Petir yang kerap menyertai hujan deras, tak jarang menghantam jaringan listrik. Khususnya pada daerah berbukit seperti di kawasan Bontang Lestari. Wilayah pemerintahan tersebut kata Eren merupakan daerah dengan jumlah gangguan terbanyak sepanjang 2017.
“Untuk mengurangi gangguan karena petir, kami secara bertahap telah melakukan pemasangan penangkal petir di JTM. Bontang Lestari memang menjadi daerah dengan gangguan terbanyak karena di sana juga banyak pohon dan rawan petir,” urai Eren.
Tren gangguan sendiri menurut Eren mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan upaya-upaya antisipasi yang dilakukan PLN mulai dari pemangkasan pohon, pemberian penutup isolator, dan pemasangan penangkal petir. Sementara dari segi internal pembangkit listrik, Eren menyebut dalam kondisi aman dari gangguan.
“Saat ini kami surplus (listrik). Daya mampu untuk di Bontang mencapai 50 megawatt, sementara beban puncak mencapai 25 megawatt,” tandasnya. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: