SAMARINDA – Dampak musibah banjir yang terjadi selama dua hari terakhir mulai dirasakan warga. Selain harus mengungsi karena rumah yang terendam air, para korban banjir juga sudah mulai merasakan kesulitan mendapatkan makanan. Seperti yang dialami para korban banjir di Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda Seberang.
Pasalnya, sejak banjir merendam rumah mereka, Kamis (22/3) lalu sampai dengan kemarin, uluran bantuan dari pemerintah belum ada yang turun. Akibatnya, banyak di antara para korban yang mulai merasakan kesulitan mendapatkan makanan. Bahkan akibat dari bencana banjir itu, para korban mengaku kelaparan.
Salah seorang warga di RT 19, Kelurahan Simpang Tiga yang enggan disebutkan namanya mengaku, sudah sejak pagi dirinya tak mendapatkan makanan. Ia bersama keluarganya telah menunggu bantuan makanan dari pemerintah. Namun relawan atau pemerintah tak kunjung mengantarkan bantuan. “Kami di sekitar sini belum dapat makanan,” katanya.
Meski sudah disediakan posko pengungsian, dia memilih enggan memanfaatkannya. Dia beralasan, sementara ini dia dan keluarganya masih bisa bertahan di bagian lantai dua rumahnya. Hanya saja, semua peralatan rumah tanggan miliknya telah terendam banjir. Begitupun dengan beras dan bahan pokok lainnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Samarinda, Ridwan Tasa membantah belum memberikan bantuan makanan. Menurutnya, sejak pagi kemarin, di posko sudah dibagikan makanan untuk para pengungsi dan warga yang masih bertahan di rumah.
“Kami sudah kirimkan nasi bungkus. Mungkin ini hanya yang belum terbagi saja. Karena bencana ini mendapat perhatian serius, terutama dari pemerintah kota dan provinsi,” ujarnya.
Kata dia, ketika banjir mulai menimpa korban di Kelurahan Simpang Tiga, Dinsos telah mendata korban dan bantuan yang harus segera disalurkan. “Hasilnya hari ini (kemarin, Red.) kami membuka dapur umum di dua tempat. Di sini ada sekitar 5.708 orang korban banjir. Kami akan siapkan makanan,” tegasnya.
Bantuan makanan, tambah Ridwan, tidak hanya datang dari pemerintah kota dan provinsi. Ada pula dari Lembaga Swadaya Masyarakat, perusahaan swasta, hingga rumah zakat. “Perusahan-perusahaan besar di daerah juga ikut memberikan bantuan,” sebutnya.
Selain menyiapkan makanan, tak ketinggalan dibangun posko untuk melayani korban. “Di posko akan disediakan makanan, pakaian, dan peralatan tidur. Apa saja keperluan korban, kami akan siapkan,” katanya.
Disebutkan Ridwan, kebutuhan mendasar untuk korban banjir di lokasi tersebut yakni makanan dan layanan kesehatan. Pasalnya, dua hari setelah banjir, diperkirakan akan muncul beragam penyakit. “Kalau sampai besok (hari ini, Red.) belum ada bantuan kesehatan, maka akan muncul beragam penyakit,” bebernya.
Dinsos sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda untuk segera melayani para korban banjir. “Kami sudah siapkan posko untuk Dinkes. Saya usahakan segera didatangkan petugas kesehatan. Sehingga masyarakat yang terkena penyakit, bisa segera ditangani,” tutupnya.
Diketahui, terdapat 12 RT di Kelurahan Simpang Tiga yang terkena dampak banjir. Hingga kemarin, kedalaman air bah masih mencapai 1,2 meter. Akibatnya, aktivitas warga dinyatakan lumpuh total.
Di kelurahan tersebut, sudah banyak posko yang dibentuk. Bahkan terdapat posko yang dibangun relawan yang berasal dari pasangan calon yang bertarung dalam Pemilihan Gubernur Kaltim 2018. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: