SANGATTA – Kesabaran kontraktor sudah habis. Untuk meluapkan rasa tersebut, mereka yang berjumlah 25 orang menyambangi kantor Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kutim, Kamis (29/3) kemarin.
Disana mereka menyampaikan aspirasi. Keluhan demi keluhan dikeluarkan. Namun sayang, tujuan mereka tak sampai. Pasalnya, Kepala BPKAD dan pejabat strategis lainnya tak berada di tempat. Terpaksa, jalan masuk “disegel” dengan kayu dan kursi memanjang. Tak seorangpun dapat melintasi ruang belakang bagian tengah tersebut.
Aksi yang digelar sekira Pukul 10.00 – 13.00 Wita itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, sudah tiga tahun mereka belum merasakan pencairan hasil keringat mereka sendiri. Memang, tidak semua kontraktor, akan tetapi mayoritas mengalami penderitaan.
“Sudah tiga tahun (belum pencairan). Saya sudah dua kali tagihan, salah terus. Kalau salah, ya dibenarin. Kan gitu,” ujar H. Sapri perwakilan kontraktor.
Penderitaan semakin menjadi lantaran pihaknya meminjam dana terlebih dahulu kepada bank. Diketahui, bank menerapkan sistem bunga. Bunga inilah yang menjadi beban mereka.
“Kami pinjam uang orang duluan. Ada juga di Bank. Dua tahun uang berbunga. Ada 5 persen, ada 10 persen. Jadi kami bayar bunga aja. Tinggal penderitaan yang kami dapat (bukan untung),” katanya.
Belum lagi timbul masalah lainnya seperti rumah disita, ada yang diusir dari kontrakan, bahkan ditinggalkan oleh istri. Ini semua merupakan imbas dari belum cairnya proyek kontraktor. Sangat berdampak besar bagi kehidupan.
“Sudah banyak kerugian. Intinya kami rugi. Kasihan kami yang kerja lama tidak dibayar-bayar. Yang untung beberapa orang saja. Kasihan masyarakat disusahkan,” katanya.
Seharusnya lanjutnya, di masa sulit seperti ini pembangunan dihentikan untuk sementara. Sampai, utang proyek dibayar secara keseluruhan.
“Jangan ada proyek baru, kalau utang belum dibayar. Tidak usah lelang dulu. Kasihan yang kerja. Pada intinya kami kesini (BPKAD) agar kami dibayar,” katanya.
Dalam kunjungan yang bertepuk sebelah tangan tersebut, juga dikawal aparat kepolisian. Usai Salat Zuhur, mereka semua membubarkan diri. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: