SANGATTA – Terkait stok obat yang minim di sejumlah rumah sakit dan puskesmas, akhirnya Dinas Kesehatan Kutai Timur (Dinkes Kutim) angkat bicara. Bupati Kutim, Ismunandar mengatakan minimnya stok obat akan menjadi permasalahan untuk masyarakat. Pasalnya obat-obatan selalu menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi seluruh warga.
“Puskesmas dan Rumah Sakit harus rutin cek persediaan obat-obatan. Terutama obat standar, seperti diare, antibiotik, dan obat yang sangat umum dibutuhkan warga,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinkes Kutim, Bahrani memaparkan mengenai persediaan obat di sejumlah puskesmas benar menipis. Sehingga pihaknya harus mengandalkan jaminan kesehatan sebagai alternatif.
“Kami sementara masih meminta bantuan dari provinsi. Karena persediaan sangat menipis. Namun karena belum diberikan, jadi kami masih menggunakan bantuan jasa kesehatan,” tuturnya.
Saat ditanya perihal persiapan obat jelang Ramadan, dirinya mengatakan utang obat kepada pihak ketiga ditahun 2017 lalu senilai Rp 2,1 miliar menjadi kendala. Sehingga pihaknya harus menunggu anggaran untuk menebus obat.
“Untuk obat keseluruhan kami masih menunggu anggaran cair. Supaya pihak ketiga mau kirim obatnya. Yang jelas ketersediaan obat selama bulan puasa pun akan diakomodir oleh dana baper dan JKN,” tuturnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post