SAMARINDA – Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam lawatannya ke Markas Kepolisian Resor (Polres) Samarinda, Jumat (8/6) kemarin, menyerukan pada semua pihak agar menjaga keamanan menjelang pelaksanaan pemilihan gubernur, Asian Games 2018, dan Idulfitri 1439 Hijriyah.
Jenderal Tito Karnavian menuturkan, untuk menjaga keamanan pada momentum politik, olahraga, dan hari besar tersebut, tidak hanya kerja TNI dan Polri yang dibutuhkan. Melainkan juga peran serta pemerintah daerah dan masyarakat.
“Tidak mungkin hanya TNI dan Polri bisa mengamankan negara besar ini. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan. Terlebih keikutsertaan pemerintah beserta perangkatnya di tingkat desa,” ujarnya.
Kata dia, keamanan sangat dibutuhkan selama pelaksanaan hajatan nasional tersebut. Apabila tidak muncul keamanan di semua lini, maka tidak mungkin seluruh kegiatan tersebut terselenggara dengan baik.
“Kalau sudah aman, kita mudah menjalankan tugas. Menjalankan peran sosial dan politik ini. Kalau tidak aman, apa saja tidak akan berjalan baik. Mau kaya seperti apa pun, kita tidak akan bisa membangun bangsa ini,” katanya.
Selain itu, Kaltim sebagai sebagai pemilik sumber daya alam sangat membutuhkan keamanan. Pasalnya, terciptanya keamanan akan menciptakan kepercayaan investor untuk berinvestasi.
“Kalau sudah aman baru bisa kita ajak investor. Kalau sudah tidak aman, apa saja tidak akan bisa dibangun. Walau sekaya apa pun daerah ini. Jadi harus bangun keamanan terlebih dulu,” sebutnya.
Tito juga menyinggung pelaksanaan tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim 2018 serta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Penajam Paser Utara (PPU). Menurutnya, pelaksanaan pemilihan kepala daerah di Kaltim berjalan aman dan damai.
“Sejauh ini semua aman-aman saja. Baik Polri, TNI, pemerintah, masyarakat, dan media harus sama-sama terus menjaga keamanan ini. Karena momen politik ini tidak lama lagi akan mencapai puncaknya,” ajak dia.
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, safari Ramadan tersebut sebagai salah satu upaya menyerukan keamanan di seluruh daerah di Indonesia. Kedua pimpinan institusi keamanan tersebut telah mengunjungi Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, Tasikmalaya, Surabaya, Lampung, Yogyakarta, dan Samarinda.
“Kita ingin mengajak semua pihak di daerah, seluruh komponen masyarakat, TNI, Polri, dan tokoh masyarakat, organisasi, dan media massa agar menjaga keamanan,” ajaknya.
Safari itu juga sebagai bagian dari tindak lanjut pihaknya setelah sebelumnya terjadi teror beruntun di beberapa wilayah di Surabaya, Jawa Timur. Langkah tersebut dapat dijadikan sinyal bahwa seluruh elemen masyarakat bersatu padu memerangi terorisme.
“Peristiwa itu di luar dugaan kita. Dan hari ini, kita bersama-sama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan komponen bangsa lainnya untuk bersatu menanggulangi ancaman serangan teroris,” katanya.
Pasukan TNI sebanyak 500 ribu personel dan Polri sebanyak 450 ribu personel dinilai sebagai kekuatan besar. Namun tanpa bantuan masyarakat, kedua institusi tersebut tidak akan mampu menjaga keamanan di seluruh wilayah Indonesia. “Tidak akan bisa efektif pengamanan Indonesia tanpa bantuan seluruh elemen masyarakat,” tutupnya. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post