Teror Pedofil Hantui Anak
BONTANG – Teror aksi pelecehan anak atau yang sering disebut pedofilia kembali “menghantui” Kota Taman. Pasalnya, terdapat satu korban anak usia 13 tahun yang nyaris menjadi korban pelecehan seksual. Beruntung, korban berhasil melawan pelaku, meskipun mengalami beberapa luka lecet, luka lebam, serta 2 luka gigitan.
Korban, merupakan siswa kelas VIII salah satu SMP negeri di Bontang yakni BS (13). Saat ditemui di kediamannya, terlihat beberapa luka lecet di wajahnya akibat alang-alang, luka lebam di mata kiri dan mulut, serta luka bekas gigitan di lengan sebelah kiri dan sayap punggung sebelah kiri. BS menceritakan kembali, kejadian yang dia alami pada Selasa (24/1) pagi sekira pukul 07.00 Wita.
Diakui bahwa dirinya bertemu pelaku di depan SMAN 1 Bontang. Di situ pelaku menghentikan sepedanya, kemudian meminta BS mengantar pelaku ke rumahnya. “Saya lihat wajahnya kaya orang butuh pertolongan sekali, makanya saya mau menolongnya, dan tak ada curiga sedikit pun,” jelas BS saat ditemui di kediamannya, Selasa (24/1) kemarin.
Melihat badannya yang lebih besar, BS pun mempersilakan pelaku yang membawa sepedanya, sementara dirinya dibonceng di sasis sepeda depan tempat dudukan. Di perjalanan, mulai timbul rasa curiga, karena pelaku membawanya ke tempat yang menurutnya bukan rumah pelaku. “Saat dia menunjukkan rumahnya saya pun hendak ke sekolah, tetapi dilarang, kemudian tangan saya ditarik,” ujarnya.
Saat ditarik itu, lokasinya di semak belukar dan sebelahnya ada salah satu rumah seperti gubuk kosong. Pelaku kemudian, meminta BS membuka bajunya, BS menolak kemudian memukul kepala pelaku. Pelaku merasa geram dan meninju korban di bagian mata kiri serta mulut. Terjadi perkelahian hingga BS terjatuh ke semak-semak. Saat terjatuh itu, pelaku menggigit punggung kiri atas korban serta lengan kirinya dengan posisi korban telentang di semak.
“Dia meminta saya membuka baju dengan baik-baik tetapi seolah nada mengancam, saya menolak dan tak tahu maksudnya apa meminta saya membuka baju, saat saya bangun dari posisi telantang, dia hendak menendang saya, tetapi kakinya nyangkut, di situ saya punya kesempatan lari dari dia,” beber remaja bertubuh kurus itu. “Saya juga diancam mau dibunuh jika saya teriak, dari situ saya diam karena takut,” sambungnya.
Ketika berhasil melarikan diri, BS bertemu dengan warga sekitar lokasi yakni di RT 42 Kelurahan Api-api yang tak lain adalah Ketua RT setempat. BS mengatakan awalnya hanya meminta diantar pulang, tetapi Ketua RT tersebut tak mau, malah akan mengantarnya ke sekolah.
BS tak mau diantar ke sekolah, akhirnya BS diminta menceritakan kejadiannya dan Ketua RT tersebut memanggil 2 warga lainnya untuk kembali ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). “Saya tunjukkan lokasinya, tetapi pelaku sudah tidak ada, akhirnya pak RT itu membawa saya ke Polsek Bontang Utara,” ujarnya.
Disebutkan bahwa BS sempat baku hantam dengan pelaku selama kurang lebih 5 menit. BS sendiri mengenal ciri-ciri pelaku yang berperawakan kurus, lebih tinggi darinya sedikit, memakai baju biru, celana biru training, serta membawa tas ransel warna coklat. Kulit pelaku, menurut BS hitam dengan logat bugis, dan diwajahnya banyak jerawat, dengan rambut pendek cepak.
“Usianya mungkin sekitar 17 sampai 20 tahunan, masih muda kok, cuma di tangan kanannya terdapat bekas sayatan silet, seperti pemakai sabu,” ungkap dia.
Setelah kejadian yang dialaminya, BS diharuskan istirahat dan belum bisa berangkat ke sekolah lagi. BS mengaku sedikit trauma, hanya dirinya mengaku ke depan tak akan membantu orang yang seperti itu lagi. “Kalau trauma sekali sih enggak, cuma masih takut saja, nanti lagi kalau ada orang minta antar kemana, mending enggak usah berhenti,” kata BS.
Ibu korban, Ekawati mengaku kaget saat mendengar anaknya mengalami musibah. Karena sepengetahuannya anaknya pergi ke sekolah, tetapi dirinya ditelepon dari sekolah yang menanyakan mengapa anaknya tidak masuk sekolah. “Makanya saya ke sekolah dulu baru ke Polsek,” ujarnya.
Wanita paruh baya itu berharap pelaku segera ditangkap oleh pihak kepolisian agar dapat mengetahui motif pelaku. Dia pun berharap semoga tidak ada korban lain yang mengalami nasib sama seperti anak bungsunya. “Semoga cepat tertangkap, saya ingin tahu apa maksudnya begitu sama anakku,” ungkap dia.
Terpisah, Kapolres Bontang, AKBP Andy Ervyn melalui Kapolsek Bontang Utara Iptu Muklas mengatakan untuk kasus ini masih dalam penyelidikan. Korban baru diperiksa sebentar karena kondisinya yang kurang sehat. Sementara untuk ciri-ciri pelaku, sudah diberi gambaran oleh korban. “Ini masih tahap penyelidikan, mudah-mudahan pelakunya segera ditemukan,” pungkasnya.(mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post