Allah Ta’ala berfirman: “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa.” QS.Az-Zukhruf :67.
Al-akhilla adalah jamak dari kata-kata Al-khalil yaitu orang-orang yang mencintai anda, dan andapun mencintai dirinya dengan cinta yang sangat besar. Sehingga rasa cinta itu merasuk keseluruh anggota tubuh. Para kekasih dan orang-orang kecintaan di dunia sekedar berteman dengannya, tetapi mereka di akhirat adalah para musuh.
Yang menunjukkan bahwa para kekasih akan menjadi musuh kecuali orang-orang yang bertaqwa adalah firman Allah Ta’ala: “Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu. Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), dia mengutuk kawannya (yang menyesatkannya)…”QS.Al-A’raf :38.
Dan firman Allah Ta’ala: “(yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya dan mereka melihat siksa dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali “.QS.Al-Baqarah :166.
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata: Terputuslah tali cinta diantara mereka, karena tali cinta diantara mereka hanya ketika mereka berada di dunia. Sedangkan di akhirat semuanya hancur dan terputus.
Maka ketika seseorang menjadi Sultan, Hakim dan lain-lainnya dari para Umara agar memperhatikan :
- Orang di sekitarnya yang menjadi kepercayaannya untuk menjalankan tugas diisi oleh orang-orang yang bertaqwa dan jujur.
Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Allah tidak mengutus seorang Nabi dan tidak menjadikan seorang kholifah, melainkan baginya dua orang asisten pribadi. Seorang asisten pribadi yang selalu menyuruhnya berbuat baik dan selalu menganjurkan kepada yang demikian dan seorang asisten pribadi yang selalu menyuruhnya berbuat jahat dan selalu menganjurkan yang demikian itu. Dan orang yang selamat adalah orang yang dipelihara oleh Allah.” Diriwayatkan oleh Al-Bukhori, kitab Syarah Riyadhush Sholihin Imam An-Nawawi.
Dalam riwayat lain dari kitab yang sama, dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Jika Allah menghendaki kebaikan pada seorang amir, maka Dia menjadikan menteri yang jujur baginya. Jika ia lalai, maka menterinya mengingatkannya, dan jika ia ingat, menterinya membantunya. Jika Allah menghendaki yang lain, maka Dia menjadikan baginya menteri yang buruk. Jika ia lupa, menterinya tidak mengingatkannya, dan jika ia ingat, maka menterinya tidak membantunya.” Diriwayatkan Abu Dawud dengan isnad yang bagus menurut syarat Muslim.
- Tempatkanlah manusia pada posisi mereka.
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Tempatkanlah manusia pada posisi mereka.” HR.Abu Dawud, Al-Adab 4842.
Kewajiban di dalam hal ini secara khusus atau selainnya secara umum adalah musyawarah ahlul halli wal aqdi dalam mengangkat orang yang layak menjabatnya, yaitu orang yang menghimpun sifat keberanian, kekuatan, kesantunan, pengetahuan politik dalam dan luar negeri kemampuan yang cukup dalam melaksanakan keadilan, menyampaikan hak kepada para pemiliknya dan mencegah orang-orang yang zalim dan para pendosa, serta hal-hal lain yang masuk dalam lingkup jabatan ini.
Jabatan-jabatan baik kecil maupun besar, semuanya masuk dalam firman Allah Ta’ala: “Sungguh Allah memerintahmu menyampaikan amanat kepada orang yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil.” QS.An-Nisa: 58
Jabatan-jabatan dan kedudukan-kedudukan ini termasuk amanah yang agung, maka wajib diberikan kepada orang yang berhak menerimanya, diserahkan kepada orang-orang yang memiliki kemampuan dan kecakapan. Dan setiap jabatan pasti memiliki para spesialisnya dan orang-orang yang mampu mengembannya. Dan ini semua terangkum dalam hadits yang mulia ini. Kitab Bahjatu Qulubil Abrar wa Qurratu ‘Uyunil Akhyar fi Syarh Jawami’il Akhbar (99 Hadits Pedoman Hidup Muslim).
- Jabatan tidak diserahkan kepada orang yang senantiasa melazimi penguasa.
Dalam riwayat Abu Dawud dan lainnya dari Ats-Tsuri: Telah menceritakan kepadaku Abu Musa dari Wahb bin Munabih dari Ibnu ‘Abbas, dari Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam, beliau pernah bersabda kepada Sufyan pada suatu ketika, dan aku hanya tahu kalau itu dari Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda: ”Barang siapa yang menghuni pedalaman (Badui) ia akan berwatak keras. Barang siapa yang memburu binatang buruan, ia akan lengah dan barangsiapa yang mendekati penguasa, ia akan jatuh ke dalam fitnah.” HR.Abu Dawud 2859.
Hadits diatas juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Hasan bin Hakam An-Nakha’I dari Adiy bin Tsabit dari seorang Syaikh Anshar dari Abu Hurairah dari Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam dengan lafal yang semakna. Beliau bersabda: ”Barang siapa yang melazimi penguasa.” ia menambahkan: ”Tidaklah seorang hamba bertambah dekat dengan penguasa, melainkan ia akan bertambah jauh dari Allah.
Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata :……Barangsiapa yang melazimi penguasa , ia akan jatuh ke dalam fitnah. Ia akan menjadi lengah, karena ia akan menemukan gemerlap dunia dan kemewahan yang membuatnya lalai dari agamanya. Demikian pula “Barangsiapa yang semakin dekat dengan penguasa, ia akan semakin jauh dari Allah.” Yang dimaksud disini adalah orang yang mendatangi penguasa untuk menjilat dan mendapatkan dunia. Adapun yang mendatanginya untuk memberi nasehat atau menyampaikan wejangan, ini baik dan termasuk jihad,” jihad yang paling utama adalah perkataan yang benar dihadapan penguasa yang lalim.” Baik ia mengucapkannya dengan terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi sesuai yang dituntut oleh kemaslahatan. Kitab Al-Iqtidho’.
- Jabatan adalah Amanah.
Al-Hafidh An-Nawawi Rahimahullah dalam “Bab Larangan meminta Jabatan” menyebutkan apa yang dinukil dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : ’Aku berkata ,’Wahai Rasulullah, tidaklah engkau memberikan jabatan apa-apa kepadaku? Lalu beliau memukul kedua pundakku dengan tangannya seraya bersabda: ”Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau adalah seorang yang sangat lemah. Dan sesungguhnya jabatan adalah amanah, dan pada hari kiamat jabatan adalah kehinaan dan penyaesalan. Kecuali orang yang mengambilnya dengan haknya dan menunaikan apa-apa yang ada di dalamnya. Diriwayatkan Muslim. Kitab Syarah Riyadhush Sholihin.
Dalam Hadits ini dalil bahwa keamiran dengan syarat bahwa seorang amir harus orang yang kuat dan jujur. Karena Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dan sesungguhnya jabatan adalah amanah.” Jika kuat dan jujur maka inilah sifat-sifat yang berhak menjadi amir. Jika kuat, tetapi tidak jujur atau jujur tetapi tidak kuat atau lemah dan tidak jujur, maka orang yang memiliki tiga kondisi ini tidak berhak menjadi seorang amir. Namun jika tidak ada, maka angkatlah orang yang paling sempurna diantara mereka. Hal itu karena firman Allah Ta’ala: ”Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu…At-Taghabun :16.
Ya Allah! Lindungilah aku dari kejahatan pendengaranku, penglihatanku, lidahku, hatiku dan angan-anganku. Waki’ berkata, maksud “angan-angan“ adalah angan-angan berbuat zina dan berbuat jahat. Hadits Shohih, diriwayatkan oleh Abu Dawud 1551, An-Nasai 5456, Ath-Thabaroni 7/310 dan menurut Al-Albani hadits ini shohih dalam kitabnya Shohihu Abi Dawud. Kitab Adabul Mufrad.
Wahai Tuhanku, ampunilah dosa-dosaku, kebodohanku, dan sikap melampaui batas dalam segala urusanku dan apa saja yang Engkau mengetahuinya dari pada aku. Wahai Allah, ampunilah kekeliruanku, kesengajaanku, kebodohanku dan sendau gurauku, semua itu ada padaku.Wahai Allah, ampunilah apa yang telah aku kerjakan dan yang telah aku lalaikan, apa yang aku sembunyikan dan apa yang aku tampakkan. Engkaulah yang mengajukan dan Engkau pula yang menangguhkan. Engkau berkuasa atas segala sesuatu. HR.Bukhori.
Alhamdu lillahilladzi bi ni’matihi tatimush sholihaat. Wa shollallahu ‘ala nabiyyiina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.(*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post