BONTANG – Komitmen Pupuk Indonesia untuk menjadi garda terdepan ketahanan pangan nasional terus dibuktikan melalui kinerja positif di triwulan III 2018. Salah satunya dengan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) BUMN oleh PT Pupuk Indonesia dan Pupuk Kaltim di Ruang Media Centre, Hotel Equator, Sabtu (27/10).
Dalam jumpa pers bersama awak media lokal dan nasional, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Aas Asikin Idat menjelaskan rangkaian Rakor BUMN akan berlangsung selama tiga hari hingga Selasa (30/10) mendatang. Lanjut dia, Pupuk Kaltim merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia, di mana PT Pupuk Indonesia memiliki 10 anak perusahaan (anper). Pupuk Kaltim merupakan produsen di lingkungan Pupuk Indonesia yang terbesar, baik dari segi produksi maupun penjualan.
Berbicara performance di 2018, dari segi penjualan maupun produksi pupuk di lingkup Pupuk Indonesia Grup, hingga September 2018 mencapai 8,965 juta ton atau meningkat 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Penjualan pupuk untuk sektor PSO yaitu penyaluran pupuk bersubsidi ke sektor tanaman pangan. Hingga saat ini sudah mencapai 6.633.982 ton atau meningkat lebih dari 300 ribu ton dibanding periode tahun lalu,” urai Aas.
Artinya, Pupuk Indonesia tetap memprioritaskan kebutuhan pupuk untuk pangan. Dalam mengamankan kebutuhan petani dan juga penyaluran pupuk bersubsidi semakin efektif dan dapat diterima oleh petani yang berhak memperolehnya. Peningkatan penjualan tersebut juga tidak bisa dilepaskan dari peningkatan penjualan ekspor yang tinggi yaitu mencapai 770.200 ton atau meningkat 60 persen dari tahun lalu.
“Prioritas utama perusahaan tetap untuk memenuhi kebutuhan sektor tanaman pangan dalam rangka penugasan PSO. Izin ekspor hanya bisa keluar jika kebutuhan dan stok dalam negeri sudah aman,” tegas Aas. Tidak hanya ekspor, penjualan ke sektor non subsidi, khususnya perkebunan juga mengalami kenaikan menjadi 1.552 juta ton atau naik sekitar 200 ribu ton dibandingkan periode yang sama pada 2017.
Menghadapi era disrupsi, PT Pupuk Indonesia (Persero) terus mengembangkan diri untuk meningkatkan daya saing khususnya di pasar global. Aas mengungkapkan, perusahaan telah menyiapkan sejumlah langkah untuk terus berkembang. Antara lain melalui program pengembangan NPK, pengembangan produk baru, pengembangan bahan baku NPK, peningkatan daya saing produk, pengembangan bisnis non pupuk, penataan anak-anak perusahaan serta riset terintegrasi.
“Ke depan, kami akan lebih memprioritaskan pada pengembangan produk selain urea. Karena saat ini pasar urea dunia sudah mengalami oversupply. Di samping itu, prospek bisnis pupuk masih menjanjikan seiring meningkatnya jumlah penduduk dan berkurangnya lahan pertanian. Dibutuhkan jenis pupuk yang lebih baik dalam meningkatkan produktivitas tanaman, salah satunya lewat pengembangan pupuk NPK,” tambah dia.
Selain NPK, Pupuk Indonesia juga akan terus mengembangkan produk baru non pupuk. Antara lain melalui pembangunan pabrik ammonium nitrat di Pupuk Kaltim sebesar 75 ribu ton. “Pabrik ini dibangun bekerja sama dengan sesama BUMN yaitu PT Dahana. Selain itu, Pupuk Indonesia juga akan mengembangkan bisnis petrokimia seperti ethylene dan polyethylene, rencananya akan dibangun di Bintuni dan juga pengembangan methanol di Bontang,” tutur Aas. (ra/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post