TANJUNG REDEB – Hampir dipastikan, ketua DPD I Golkar Kaltim, Rita Widyasari akan menjadi calon gubernur (cagub) yang diusung partainya sendiri. Praktis, peluang tokoh lain untuk diusung beringin ke KT 1 atau Gubernur Kaltim sudah tertutup.
Kendati 99 persen diusung Golkar, namun satu tahapan lagi harus dilalui Rita. Yakni rapat pimpinan daerah khusus (rapimdasus) yang digelar di Berau, 10-11 Februari. Namun diprediksi, langkah Rita akan mulus.
“Barang itu sudah jadi (Rita jadi bacagub). Tinggal legitimasinya saja. Keputusan itu ditetapkan forum resmi partai, di rapimdasus besok (hari ini, Red.),” ujar sumber di internal Golkar Kaltim, Kamis (9/2).
Bukan tak beralasan. Sebab, dalam rapat koordinasi teknis (rakornis) di Balikpapan selepas Rita dilantik sebagai ketua DPD Golkar Kaltim 2016-2020, Oktober 2016, suara DPD Golkar kabupaten/kota bulat menyorongnya maju sebagai bacagub. Tidak ada nama selain Rita.
“Kami mendorong karena salah satu kader terbaik Golkar saat ini,” ucap Neni Moerniaeni, ketua DPD Golkar Bontang, kemarin.
Itu memang sudah menjadi keputusan pengurus level kabupaten/kota sejak putri Syaukani Hasan Rais itu terpilih untuk menahkodai Golkar Kaltim.
Menurutnya, keputusan mendorong mantan ketua DPRD Kukar itu bukan tiba-tiba. Tapi, sudah melalui proses. Mengenai target perolehan suara dari Kota Taman untuk mendukung Rita saat pilgub nanti, dia tak menerangkan secara spesifik.
Hanya, dirinya meyakinkan kepengurusan yang ia pimpin akan bekerja maksimal. Dengan demikian, perolehan suara dari Bontang signifikan. “Semaksimalnya,” tegasnya.
Diketahui, politikus Golkar lainnya yang juga suami Neni, Andi Sofyan Hasdam turut digadang-gadang menjadi kandidat bacagub Kaltim. Menjadi diperhitungkan, karena memiliki modal pernah menjadi wali kota dua periode.
Di samping itu, kini Sofyan Hasdam memimpin salah satu paguyuban kedaerahan pemilik basis massa yang terbilang besar di Benua Etam. Yaitu Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS).
Di sisi lain, sudah banyak bertebaran baliho yang memajang wajah Sofyan Hasdam bertuliskan Calon Gubernur Kaltim 2018-2023 di berbagai titik jalan di daerah ini. Tapi, adanya rapimdasus yang mengukuhkan Rita sebagai bacagub, tentunya bakal mengubur asa bisa diusung Golkar.
“Pak Sofyan Hasdam digadang-gadang tentu melalui proses sebelumnya,” katanya.
Bagaimana posisi Anda sebagai kader Golkar dan istri Sofyan Hasdam? Terhadap itu, ada harapan yang dititip Neni sebagai kader agar dipertimbangkan Rita. Yakni, bacagub yang dikukuhkan hari ini dalam rapimdasus bisa menggandeng Sofyan Hasdam sebagai pendampingnya.
“Keduanya termasuk dalam deretan kader terbaik partai,” tutur Neni dengan yakin.
Sementara itu, ketua harian Golkar Kaltim Makmur HAPK membantah bila disebut pengukuhan tersebut menutup ruang kader lain bisa maju sebagai bacagub dari Golkar. Dikatakan demikian, karena seluruh kader telah sepakat. Dari DPD kabupaten/kota, organisasi pendiri, didirikan, dan sayap partai hingga level bawah.
Artinya, semuanya harus patuh terhadap kesepakatan tersebut. Tak ada yang boleh tidak patuh begitu sudah diputuskan.
“Sebenarnya dalam rakornis sudah diputuskan. Begitu terpilih, kami usung menjadi bacagub. Tinggal dimantapkan dengan dikukuhkan,” tuturnya ditemui di salah satu rumah makan di Tanjung Redeb.
Bagaimana dengan baliho Sofyan Hasdam sebagai bacagub? Kata Makmur tak ada yang melarang. Misal, ada perkembangan dari rapimdasus, nanti akan didengarkan. Namun, yang jelas, saat sekarang seluruh DPD kabupaten/kota sudah bulat mendukung Rita sebagai bacagub.
“Golkar itu saja. Kalau ada kader lain yang pengin, nanti ada kesempatan lain. Tidak sekarang,” jelasnya.
Tapi, sepengetahuan dia, Sofyan Hasdam berkeinginan menjadi bacawagub, bukan bacagub. Sekalipun, memang, baliho yang terpasang bertuliskan sebagai bacagub.
Mengenai kemungkinan Sofyan Hasdam dijadikan bakal pendamping Rita, hal tersebut diserahkan seluruhnya kepada bacagub yang akan dikukuhkan.
Dalam rapimdasus, mantan Bupati Berau itu mengatakan, tak sekaligus mengukuhkan bacawagub. Sekalipun akan dibahas, namun hanya untuk diperdengarkan. Yang memiliki otoritas menyampaikan hal tersebut, yakni bacagub yang akan dikukuhkan.
“Memang Pak Sofyan Hasdam ada diajukan DPD Golkar Bontang saat rakornis dan pelantikan pengurus Bontang,” terang Makmur.
Terpisah, Sofyan Hasdam mengatakan, tak pernah berambisi atau menargetkan mengincar KT 1. Sedari awal, hanya menyampaikan keinginan menjadi bacawagub. Disinggung baliho bacagub, itu merupakan sosialisasi untuk mengangkat survei dirinya.
“Kalau saya pasang di baliho sebagai wakil, kan aneh. Ditanya siapa calon gubernurnya, saya tidak bisa menjawab,” ucapnya lantas tertawa saat dihubungi, kemarin sore.
Sofyan Hasdam yang tengah di Makassar, menuturkan, sudah pernah mengomunikasikan keinginan dirinya sebagai bacawagub kepada Rita. Intinya, memang, ada keraguan orang di sekeliling Rita bahwa dirinya disebut-sebut mengincar pencalonan kursi KT 1.
Hal tersebut juga telah diklarifikasi dan Rita tahu persis bahwa tak ada keinginan dirinya terhadap itu.
Politikus berlatar belakang dokter spesialis saraf ini menyadari bahwa gubernur dan wakilnya mesti senyawa. Tak bisa dipaksakan untuk dipasangkan. Maka itu, dia menyerahkan sikap pengurus kabupaten/kota dalam rapimdasus.
“Keinginan pencalonan sebagai wakil sudah lama. Bukan tiba-tiba hari ini muncul. Sama dengan rencana Bu Rita dicalonkan sebagai gubernur,” paparnya.
Disebutnya, sejak beberapa bulan lalu antara bacagub dan bacawagub sudah digodok. Ketua DPD Golkar kabupaten/kota telah menyampaikan keinginan agar dirinya maju berpasangan dengan ketua DPD Golkar Kaltim. Hanya, Balikpapan dan Kutai Timur (Kutim) yang tak mengusulkan karena memang tidak ikut membicarakan hal tersebut saat jelang musyawarah daerah DPD Golkar Kaltim digelar.
“Sekali lagi saya katakan, keputusan bergantung rekan-rekan. Kalau konsisten dengan kesepakatan itu (mendukung Sofyan Hasdam sebagai wakil, Red.), berarti selesai di rapimdasus,” katanya.
Walaupun ada kesepakatan tersebut, dirinya juga tak ingin memberikan cek kosong kepada Rita. Tidak pula ingin memaksakan karena kesepakatan tersebut. Di partai, umumnya paling utama dalam tata cara penetapan pasangan kepala daerah, yakni melalui survei.
“Saya harus membawa hasil survei yang bagus kepada Bu Rita. Makanya saya sosialisasi ke mana-mana, pasang baliho, dan keliling Kaltim,” ucap dia.
Menurut rencana, DPP akan menurunkan survei pada awal Maret. Sedianya Pilgub Kaltim menjadi salah satu urusan yang ia tangani sebagai ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Kalimantan DPP Golkar. Tapi, sudah menjadi etika di pengurus level pusat bahwa yang berkaitan dengan pribadi dirinya, tak boleh mengurus.
“Kaltim langsung ditangani sekjen (Idrus Marham). Kalau daerah lain urusan saya,” terangnya.
Bagaimana kans bisa mendampingi Rita? Kata dia, hanya bisa mengingatkan kesepakatan para ketua DPD Golkar kabupaten/kota. Bila ada pertimbangan lain, dia mempersilakan.
Namun, Sofyan Hasdam mengingatkan agar tata cara penetapan pasangan calon kepala daerah tak melenceng dari Petunjuk Pelaksanaan Nomor 6/DPP/GOLKAR/2016.
Dari kriteria bakal calon wakil yang sempat disampaikan Rita, Sofyan Hasdam memenuhi. Di samping berusia lebih tua dari Rita, Sofyan Hasdam juga memiliki pengalaman di birokrasi selama 10 tahun memimpin Bontang. Ada kriteria lain, yakni “jaga kandang” mengurusi pemerintahan di daerah dan tidak sering bepergian tugas ke luar daerah.
“Masalah bepergian itu kan bergantung penugasan gubernur. Tidak mungkin bepergian kalau tidak ada itu,” katanya.
Tapi, untuk urusan berebut kursi KT 2, Sofyan Hasdam bukan tanpa saingan. Di internal beringin, ada sejumlah kader yang juga potensial. Seperti, Makmur HAPK dan Andi Harahap (mantan Bupati Penajam Paser Utara 2008-2013). Dari eksternal Golkar, ada Rusmadi (Sekprov Kaltim), Rizal Effendi (Wali Kota Balikpapan saat ini), Syaharie Jaang (Wali Kota Samarinda 2010-sekarang), dan Farid Wadjdy (mantan Wakil Gubernur Kaltim 2008-2013). (ril/far/kpg/gun)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: