JAKARTA – Pertamina menyatakan telah mengundang 37 perusahaan global untuk ditawarkan kerja sama pembangunan proyek kilang minyak di Bontang. Rencananya akhir bulan ini Pertamina akan membuka lelang proyek kilang tersebut. Demikian seperti dikutip dari Kata Data.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, mengatakan mayoritas perusahaan kilang tersebut adalah pemain internasional yang sudah berpengalaman membangun dan mengoperasikan kilang minyak di berbagai negara.
Namun, dia tidak menyebutkan secara rinci siapa saja perusahaan yang diundang. “Kayak Rosneft itu kilangnya di seluruh dunia ada, jadi pemain seperti itu karakteristiknya (yang dicari Pertamina),” kata Wianda saat media briefing di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Wianda mengatakan, Pertamina akan menyeleksi calon mitranya dalam menggarap Kilang Bontang, sesuai prosedur yang berlaku. Saat ini, tim di internal Pertamina tengah mematangkan konsep seleksi, termasuk menentukan jumlah hak kelola antara Pertamina dan mitranya.
Pertamina menginginkan bisa mendapat porsi mayoritas di Kilang Bontang, sama seperti yang didapat pada proyek Kilang Tuban. “Bontang agak susah juga kalau tidak mayoritas dan tidak fokus, karena proyek besar,” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi mengungkapkan kesulitannya memiliki porsi mayoritas di kilang tersebut. Kebutuhan investasi untuk Kilang Bontang mencapai US$ 8 miliar atau sekitar Rp 106 triliun.
Saat itu ia mengatakan, Pertamina hanya mampu mendanai sekitar 10-20 persen saja. Keterbatasan dana menjadi penyebab utama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi ini hanya mampu menyumbang modal sedikit dalam proyek tersebut.
Terkait dengan lelang proyek Kilang Bontang, Wianda mengatakan proses seleksi dibuka akhir bulan ini. Setelah proses seleksi dibuka, perusahaan-perusahaan yang tertarik dapat mengajukan proposal keberminatannya kepada Pertamina mulai bulan depan.
Pertamina juga telah menetapkan karakteristik calon mitra yang akan dipilih dalam mengembangkan kilang tersebut. Pertama, perusahaan sudah berpengalaman dalam membangun kilang dan mengoperasikan kilang. Kedua, perusahaan yang telah mempunyai kilang di luar negeri menjadi nilai plus bagi penilaian Pertamina.
Ketiga, kapabilitas teknis kilang memadai serta membawa nilai lebih bagi Pertamina seperti teknologi yang digunakan. Keempat, kemampuan trading, terutama dalam mendapatkan pasokan minyak mentah yang akan digunakan untuk. “Jadi kalau mau kerjasama harus dengan partner yang baik, dia akan memberikan nilai tambah,” kata dia.
Pertamina menargetkan sudah dapat mengantongi nama pemenang yang akan menjadi mitranya di Kilang Bontang pada akhir April tahun ini. Wianda berharap proses ini bisa berjalan sesuai jadwal, sehingga pembangunan kilang berkapasitas 300 ribu barel per hari ini bisa segera dimulai. Pertamina menargetkan proyek kilang ini akan selesai pada 2023. (*/zul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post