bontangpost.id – Pedagang ayam potong di Pasar Taman Rawa Indah mengeluhkan lokasi kandang dan pemotongan ayam terlalu jauh dari lokasi mereka berjualan.
Danil, pedagang ayam, mengatakan lokasi pemotongan masih berada di bangunan pasar sementara. Sementara di bangunan baru pasar tidak dilengkapi dengan kandang. Meski terdapat tempat pencabutan bulu ayam, namun enggan digunakan.
“Kami potongnya di pasar sementara karena di sini (bangunan baru pasar) tidak ada kandang. Pedagang jadi tidak mau membersihkan bulu di sini,” kata Danil.
Pemotongan pun berlangsung lebih awal. Sebelumnya, saat berada di pasar sementara, pemotongan dilakukan sekitar pukul 05.00 Wita. Kini menjadi 03.00 Wita. Mengingat pedagang harus mengangkut barang dagangan ke lokasi lapak di bangunan pasar baru.
“Sehari saya harus memotong 200 ayam,” ucapnya.
Imbas lain, kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) meningkat. Durasi pemotongan dengan pengantaran yang tidak boleh dijeda terlalu lama akan memengaruhi kualitas ayam, memaksa pedagang bolak-balik.
“Sehari bisa 10 kali bolak-balik,” tutur dia.
Pedagang lainnya, Idris menyebut telah mengusulkan kepada koordinator pedagang untuk dilakukan pembangunan lokasi kandang. Tepatnya di bagian belakang bangunan baru pasar.
“Karena sayang tempat pencabutan yang berada di belakang (bangunan pasar baru) tidak dipakai,” sebut Idris.
Untuk diketahui, pedagang Pasar Taman Rawa Indah sudah melakukan aktivitasnya sejak Rabu (15/7/2020). Lokasi pasar sementara sudah ditutup dan tidak diperkenankan melakukan transaksi jual beli.
Renovasi Bergantung Amdal
KELUHAN lokasi kandang yang terlalu jauh mendapat tanggapan dari Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Rawa Indah, Muhammad Nurdin. Dia mengatakan telah meminta pembangunan di belakang bangunan baru pasar.
Nantinya bangunan pencabutan bulu bakal direnovasi menjadi dua lantai. Bagian bawah digunakan untuk kandang. Sementara lantai atas digunakan untuk pencabutan bulu ayam.
“Kami sudah mengusulkan ke dinas (Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan). Intinya mereka merespon baik usulan itu,” kata Nurdin.
Solusi ini lebih efektif. Dibandingkan harus mencari lokasi lain untuk pembangunan kandang. Karena pembiayaan bakal membengkak. Mulai pengadaan lahan hingga pembangunan. Belum lagi jika pemilik lahan mematok harga yang tinggi.
“Kalau ini tidak dua kali cukup dibangun saja. Karena lahan sudah milik Pemkot Bontang,” ucapnya.
Nantinya, tempat pencabutan bulu itu tersambung dengan lantai 1A. Bentuknya dengan dipasangnya jembatan. Sehingga ayam yang telah dibersihkan bakal diangkut menggunakan gerobak langsung ke lokasi lapak pedagang. Sementara dari tempat kandang ke lantai atas terdapat fasilitas tangga.
“Ini lebih memudahkan pedagang. Gerobak saja yang bisa masuk bukan sepeda motor,” tutur pria yang juga pedagang ayam ini.
Nurdin juga menyatakan lokasi pencabutan bulu di bangunan baru bakal digunakan oleh pedagang. Meski hingga kini belum ada aktivitas di lokasi tersebut. Diketahui, terdapat 16 petak tempat pencabutan bulu di belakang bangunan pasar baru.
Sementara, Kasubbag Tata Usaha UPT Pasar Malik mengatakan, telah terjadi kesepakatan antara pengelola dengan koordinator pedagang ayam potong. Sehubungan pemakaian sementara kandang di bangunan sementara pasar. Meski terjadi penutupan seng di lokasi tersebut.
“Akses kami tetap buka kepada pedagang ayam potong untuk mencabut bulu di bangunan pasar sementara. Karena itu lahan milik Pemkot bukan sewa,” kata Malik.
Mengenai usulan asosiasi, ia membenarkan pernah dilontarkan sehubungan renovasi tempat pencabutan bulu di bangunan baru. Akan tetapi, wacana itu bergantung Pemkot Bontang. Sehubungan dengan ketersediaan anggaran, Amdal, dan pembuangan limbahnya.
“Itu disampiakan pemerintah karena ada hal yang perlu dipikirkan bersama. Tetapi memang itu tempat yang bisa disasar,” sebutnya.
Kini, pengelola belum bisa mengotak-atik struktur bangunan. Lantaran, bangunan pasar baru masih dalam masa pemeliharaan kontraktor. Batas masa pemeliharaan hingga akhir tahun ini. (*/ak/rdh/k8/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post