bontangpost.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang tengah melakukan pemantauan terhadap pelajar yang telah mengikuti ujian tatap muka. Yakni bagi pelajar kelas 6 SD dan kelas 9 SMP se-Bontang. Pemantauan di pekan pertama ini menunjukkan, seluruh pelajar dalam keadaan sehat. Tidak alami persoalan kesehatan usai ujian langsung.
Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdikbud Bontang Saparudin bilang pemantauan ini dilakukan hingga pekan depan. Kendati berdasar standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melihat proses penyebaran virus korona cuma butuh 7 hari, tapi Disdikbud ambil standar 14 hari.
”Untuk semakin meyakinkan anak didik benar-benar dalam keadaan baik,” beber Saparudin ketika disambagi bontangpost.id di kantornya Graha Taman Praja, Jalan Moh Roem, Kelurahan Bontang Lestari, Kecamtan Bontang Selatan, Senin (19/4/2021) siang.
Dia mengatakan jika kondisi baik ini berlanjut, target pembelajaran tatap muka (PTM) Juli nanti mendekati kenyataan. Terlebih saat ini, cakupan vaksinasi guru SD-SMP dosis pertama sudah 100 persen. Tinggal menunggu jadwal vaksinasi dosis kedua.
Bila semua berjalan sesuai rencana, pemerintah akan kembali merumuskan aturan terkait PTM usai lebaran. Setelahnya, uji coba PTM digelar. Agar pelajar memahami benar sekolah. Sebelum PTM dimulai Juli nanti.
Dijelaskan, teknis pelaksanaan PTM serupa ujian tatap muka lalu. Pelajar sudah diskrining sejak di gerbang sekolah. Ini kembali diberlakukan ketika masuk kelas. Pelajar wajib pakai masker berstandar, membawa handsanitizer mandiri, dan dilarang kumpul-kumpul bersama kawan sebaya selama di sekolah. Kelas hanya boleh diisi 50 persen dari kapasitas. Kata Saparudin, durasi pembelajaran kemungkinan lebih panjang dari ujian tatap muka. Yang kala itu maksimal 2 jam.
”Ini kan pembelajaran, bukan ujian jadi mungkin lebih panjang. Tapi tetap tidak sama dengan jam normal sekolah. Tetap bakal dipangkas,” bebernya.
Kendati PTM nanti dimulai, tapi pada prinsipnya ini tak murni tatap muka seutuhnya. Tapi hybrid. Alias kombinasi daring dan luring. Rencananya, tiap jenjang kelas hanya belajar 2 hari di sekolah. Sisanya 4 hari masih daring.
”Pada prinsipnya uji pembelajaran ini untuk membiasakan anak-anak dengan prokes. Mereka dibiasakan dulu. Sampai nanti kondisi benar-benar terkendali,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post