BONTANG – Mantan Direktur PDAM Bontang, Adief Mulyadi membawa nama PDAM Tirta Segah Berau memperoleh prestasi Operasional Terbaik I kategori kabupaten berpenduduk 200.000 – 500.000 jiwa, dalam ajang Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Award 2017 yang dihelat Kamis (7/12) di Jakarta. Pasalnya, semenjak 34 tahun PDAM tersebut berdiri belum pernah “mencicipi” penghargaan itu.
“Ini merupakan penghargaan pertama buat PDAM Tirta Segah Berau,” kata Adief.
Ajang ini secara rutin dihelat setiap 4 tahun sekali, bertepatan dengan Musyawarah Perusahaan Air Minum Nasional (Mapamnas). Perpamsi merupakan asosiasi yang anggotanya dari perusahaan pengelola air minum baik dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) maupun swasta.
Adapun mekanisme penilaiannya, manajemen PDAM melakukan pengiriman data dan dokumen terkait laporan hasil audit baik keuangan maupun kinerja. Hal ini terkait kondisi kesehatan keuangan, penanganan keluhan dari masyarakat, serta penambahan jumlah pelanggan. Audit tersebut dilakukan oleh Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BP SPAM) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
“Untuk penilaian audit BPP SPAM dan BPKP cukup baik kinerja kami memperoleh nilai 3. Sementara nilai maksimal ialah 4,” paparnya.
Disamping itu, tiap PDAM juga wajib menyerahkan laporan rutin terkait teknis operational. Laporan itu terkait dengan kualitas air dan pengoperasian instalasi air.
Teknis penilaiannya ialah berdasarkan data yang terkirim, tim penilai melakukan survey ke lapangan. Hal tersebut tanpa sepengetahuan dari pihak manajemen PDAM.
“Tiba-tiba kami diundang beberapa hari sebelum acara. Itupun kami hanya tahu kalau masuk nominasi, bukan juara,” tuturnya.
Ia mengatakan ada target yang dicanangkan saat memimpin PDAM Tirta Segah Berau. Pasalnya, selama 10 tahun sebelumnya praktis tidak ada penambahan jumlah pelanggan.
“Sejak dua tahun lalu terdapat penambahan pelanggan sebanyak 3 ribu. Kami melakukan upaya sedemikian rupa meskipun tidak ada penambahan kapasitas produksi,” ucapnya.
Selain itu, penekanan angka kebocoran air harus dilakukan. Mengingat standar nasional berada di ambang angka 20 persen.
“Angka kebocoran kami sekitar 18-22 persen itu masih wajar,” katanya.
Penghargaan ini bukanlah menjadi target utama yang Adief kejar. Namun, ia lebih mementingkan pelayanan kepada masyarakat akan kualitas air PDAM itu sendiri.
“Target saya setiap tahun ada penambahan 1.000 sampai 2.000 jumlah pelanggan,” pungkasnya. (*/ak/ser)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: