bontangpost.id – Wacana retribusi parkir di RSUD Taman Husada Bontang mendapat sorotan. Wakil Ketua DPRD Kota Bontang Agus Haris menyebut, kebijakan tersebut harus dikaji ulang.
Adapun hal yang perlu dipertimbangkan ialah keadaan ekonomi masyarakat yang tidak sama. Apalagi jika ada yang keadaannya terbilang sedang sulit. Mengingat sifat rumah sakit merupakan instansi pelayanan, sebaiknya retribusi parkir dimaksimalkan di tempat-tempat yang bersifat hiburan saja.
“Masyarakat ke rumah sakit itu kan mau berobat. Dan enggak semua yang berobat itu punya uang. Sudah sakit, malah dimintai parkir. Lalu bagaimana yang harus bolak-balik rumah sakit,” ujarnya.
Jika diperhitungkan dengan angka 50 banding 50 untuk masyarakat yang mampu dan tidak mampu, maka paling tidak ada 50 orang dari golongan tidak mampu yang sekiranya menunggui pasien. “Belum lagi kalau ada keluarganya yang menjenguk. Berapa sudah yang harus dikeluarkan hanya untuk parkir saja,” sambung AH, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, Politikus Partai Gerindra itu menyarankan pemaksimalan retribusi dikenakan di tempat perbelanjaan seperti mal ataupun pasar. Juga di tempat-tempat makan.
“Sudah kelihatan, tujuan masyarakat sudah pasti mau berbelanja. Semestinya enggak keberatan. Karena enggak mungkin ke sana kalau enggak ada uang,” lanjutnya.
Oleh karena itu, ia meminta agar kebijakan tersebut dikaji lebih serius. Utamanya untuk mempertimbangkan kemungkinan besar pasien yang masuk ke rumah sakit, bukan berasal dari perekonomian yang berkecukupan.
“Pelajari dulu kondisi di masyarakat kebanyakan itu seperti apa. Supaya bisa ditelaah juga, penarikan tarif retribusi sebaiknya di tempat yang bagaimana,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post