BONTANGPOST.ID, Bontang – RSUD Taman Husada Kota Bontang melakukan sosialisasi terkait penyakit Mpox (Monkeypox) atau yang dikenal dengan cacar monyet.
Disampaikan dr Andi Anwar Arsyad, SpKK, M.Kes, sosialisasi menyasar pada pasien di ruang tunggu poli rawat jalan, Selasa (24/9/2024) pagi.
Ia mengungkapkan, sejatinya Mpox atau cacar monyet telah menjadi isu global. Begitu pula World Health Organization (WHO) menyatakan Mpox sebagai penyakit darurat internasional. Lantaran angka mortalitasnya dinilai cukup tinggi.
“Maka dari itu perlu dilakukan edukasi, supaya dapat tetap waspada,” ungkapnya.
Diketahui, cacar monyet disebabkan oleh virus orthopoxvirus. Penularan dapat terjadi dari manusia ke manusia. Melalui kontak erat secara fisik. Meski awalnya, penyakit ini menular dari hewan ke manusia.
Dokter spesialis kulit dan kelamin itu menyebut, gejala yang muncul mirip dengan penyakit cacar air. Yakni adanya bintil berair di anggota tubuh. Kemudian terdapat pula pembengkakan kelenjar getah bening.
Kendati demikian, gejala yang ada harus disertai pemeriksaan medis lebih lanjut. Terutama untuk menegakkan diagnosis. Penanganannya pun harus dilakukan dengan hati-hati. Menerapkan isolasi dengan fokus penyembuhan sesuai standar yang ada.
Lebih lanjut, penyakit ini dapat menular melalui hubungan seksual. Apalagi aktivitas yang dilakukan sesama laki-laki.
Menurut data yang ada, 84,3 persen atau 26.160 dari 31.025 kasus cacar monyet terjadi pada laki-laki yg berhubungan seksual dengan laki-laki. 6,5 persen atau 1.702 dari 26.160 di antaranya teridentifikasi biseksual.
“Perilaku menyimpang seksual merupakan salah satu penyumbang penyakit Mpox,” sebut dia.
Ia menuturkan, terdapat empat pilar pencegahan. Mencakup deteksi penyakit, memperluas jangkauan testing, public and society outreach, hingga vaksinasi.
Secara umum, penyakit cacar monyet di Bontang nihil. Oleh karena itu, vaksinasi saat ini belum dilakukan. Namun pihaknya juga mengimbau untuk tetap waspada dan terus berhati-hati. Apalagi dengan mobilisasi masyarakat saat ini yang cukup tinggi.
Ia juga menyampaikan, masyarakat dapat tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Tentu kami sangat berharap penyakit ini tidak ada di Bontang,” pungkasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post