WASHINGTON– Ketegangan akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang telah berlangsung selama 20 bulan sedikit mereda. Kedua negara akhir pekan lalu meneken kesepakatan dagang fase pertama sekaligus menunda kebijakan tarif impor tambahan hingga USD 160 miliar (Rp 2.237 triliun).
Dalam kesepakatan sembilan poin tersebut, AS masih memberlakukan bea impor 25 persen terhadap kelompok barang senilai USD 250 miliar (Rp 3.945 triliun) dari Tiongkok. Namun, AS mengurangi separo tarif bea masuk untuk kelompok barang lain yang ditaksir senilai USD 112 miliar (Rp 1.566 triliun) menjadi 7,5 persen.
Dari sisi Tiongkok, pemerintah Xi Jinping berjanji membeli produk pertanian AS senilai USD 40 miliar (Rp 559 triliun) per tahun selama dua tahun ke depan. Komitmen itu cukup besar mengingat rekor pembelian produk pertanian AS di Tiongkok hanyalah USD 26 miliar (Rp 363 triliun) per tahun.
’’Ini adalah kesepakatan yang luar biasa untuk semua pihak. Terima kasih,’’ ujar Presiden AS Donald Trump di akun Twitter-nya. ’’Ini seperti gencatan senjata yang sangat berarti. Sebab, kami (AS-Tiongkok, Red) sudah berada di ujung tebing,’’ imbuh Mary Lovely, pakar ekonomi di Peterson Institute for International Economics.
Beijing juga berjanji mengakhiri syarat transfer teknologi dalam investasi di tanah mereka. Larangan impor produk peternakan AS pun sudah dicabut. Kemarin (15/12) Tiongkok menambahkan bahwa mereka batal menerapkan tarif 5–10 persen untuk beberapa barang impor dari AS.
Perwakilan dagang AS Robert Lighthizer mengungkapkan, janji Tiongkok untuk menambah pembelian produk AS tersebut bisa meningkatkan kinerja ekspor AS hingga USD 200 miliar (Rp 2.796 triliun) selama dua tahun ke depan. Selain realisasi pembelian produk dengan nilai yang besar, AS menuntut Tiongkok memangkas subsidi untuk barang-barang yang diekspornya.
Namun, perjanjian dagang tersebut direspons negatif banyak pihak. Salah satunya CEO Basic Fun! Toys Jay Foreman. Dia menganggap masih ada batu besar yang sewaktu-waktu bisa dijatuhkan ke kepalanya. ’’Tolong, jangan berharap saya berterima kasih karena seseorang tak menjatuhkan batu itu,’’ ujar produsen My Little Pony tersebut.
Sejumlah pengamat menilai kesepakatan dagang tersebut menguntungkan Tiongkok. Alasannya, Beijing mendapatkan stabilitas ekonomi hingga sisa jabatan pertama Trump. Karena itu, mereka yakin Trump akan kembali menerapkan tarif tinggi setelah terpilih lagi pada pemilu tahun depan. (bil/c5/noe/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post