SANGATTA – Untuk kedua kalinya Kementerian Agama (Kemenag) Kutim kembali menemukan Alquran “palsu,” versi berbeda dari sebelumnya. Setelah sebelumnya juga menemukan yang sama hanya berbeda versi.
Penemuan Alquran “palsu” versi pertama terdapat lafal Allah tidak memiliki garis panjang ke atas, melainkan ke samping. Dengan begitu, cara bacanya akan berubah dari Allah atau Alloh akan berubah menjadi Ala.
Sedangkan penemuan kedua berbeda. Terdapat kata yang berubah maknanya. Umumnya Alquran hasil terjemahan ulama, arti Auliya ialah pemimpin, sedangkan di Alquran temuan ini berubah menjadi teman setia.
Untuk diketahui, terjemahan umumnya dan kesepakatan ulama pada surah Al Maidah 51 artinya ialah “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebagian mereka adalah pemimpin yang bagi sebagian mereka yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”
Melihat kasus kedua ini, Kepala Kemenag Kutim, Ambotang turut khawatir. Karenanya, masalah ini wajib diselesaikan. Jangan sampai menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan.
“Terkait Alquran “Ahok,” ya kami namakan Alquran Ahok, akan dibicarakan dengan MUI besok (12/7),” kata Ambotang.
Anehnya, Alquran yang bernama Mushaf Al Qolam ini hanya diperuntukkan bagi kaum hawa. Dipertegas dalam kotak Alquran tersebut. Yang bertuliskan For Women. Sampulnyapun berwarna merah muda. Alquran yang bisa menggunakan pena ini juga mengeluarkan suara perempuan. Dalam lembaran Alquran tersebut juga dihiasi dengan berbagai macam warna terang.
Sesuai nama yang tertera, Alquran ini diterbitkan oleh CV. Al Qolam dan PT. Hidayah Insan Mulia.
“Di Al Maidah 51 jelas, Auliya berarti pemimpin bukan teman setia. Kami akan cari sumbernya. Itu utamanya kami cari, ” katanya.
Dari hasil pencarian sementara, pihaknya baru menemukan satu arti yang berubah. Sedangkan yang lain masih dalam tahap proses.
“Sementara ini yang kami temukan. Tetapi agar lebih jelas, kami akan bertemu dengan ahlinya,” katanya.
Seperti sebelumnya, dirinya mengimbau agar Alquran tersebut dapat segera diserahkan kepada Kemenag Kutim. “Ini tidak dapat dibaca. Akan kami cari sampai selesai,” katanya.
Dari hasil penelusuran media ini, Alquran ini sudah beredar di pulau jawa. Ada pula dengan terbitan berbeda namun arti yang sama, yakni pemimpin diubah menjadi teman dekat. Ialah Alquran terbitan Magfirah Pustaka, diketahui bahwa Al Mizan Publishing House juga menerjemahkan hal yang sama. Al Mizan sendiri selama ini memang merupakan salah satu perusahaan penerbit milik kaum Syiah. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post