SANGATTA-Kepala Kementrian Agama (Kemenag) Kutim menghimbau, agar masyarakat awam tidak menggunakan Alquran versi Madinah yang sempat viral beberapa hari ini di Kutim. Pasalnya, Alquran ini dapat membingungkan bagi mereka yang pemula untuk membacanya. Sebab, tanda baca berbeda dengan Alquran pada umumnya di Indonesia.
Alquran ini memiliki harakat pada lafal Allah miring. Sedangkan Alquran yang biasa dijumpai memiliki garis lurus ke atas, tidak miring. Jika pemula, akan salah membaca lafal Allah. Yang seharusnya Alloh, akan berubah menjadi Ala.
“Karena pernah kejadian saat MTQ. Ada yang menggunakan Alquran ini. Jadi anak tersebut salah baca. Saat ditanya, katanya tulisannya memang seperti itu,” kata Kepala Kemenag, Ambotang.
Bagi pemula lanjut dia, dianjurkan untuk menggunakan Alquran standar yang biasa beredar. Sehingga sesuai dengan pengucapan warga Indonesia.
“Kalau orang awam sudah biasa melafalkannya. Kalau kita (Indonesia) yang awam, masih sesuai dengan tanda baca yang tertera. Makanya dianjurkan membacakan alquran yang pada umumnya saja,” katanya.
Begitupun dengan Alquran yang berubah arti dari pemimpin menjadi teman setia pada Al Maidah 51. Alquran ini juga dianjurkan hanya untuk mereka yang sudah paham benar isi Alquran. Bukan pemula ataupun orang awam.
“Memang semua tak ada masalah. Tak ada yang palsu. Semua Alquran yang berbeda ini bisa digunakan. Tetapi hanya orang tertentu saja. Jika orang awam yang baca, maka akan salah menilai,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, ditemukan dua jenis Alquran berbeda dari Alquran pada umumnya yang beredar di Kutim. Banyak yang menganggap Alquran tersebut palsu. Akibatnya, beberapa warga berbondong-bondong menyerahkan kepada Kemenag Kutim. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: