SANGATTA – Mau tidak mau pemerintah Kutai Timur (Kutim) wajib menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) di tahun ini. Tidak hanya beberapa sektor andalan Kutim, namun semua potensi harus dikelolah dan menjadi sumber PAD terbaru. Baik sektor pertambangan, perkebunan, kelautan dan perikanan, bangunan, parkir dan lainnya.
Dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Irawansyah, ada beberapa PAD baru yang akan digalakkan pada tahun 2017 ini. Diantaranya ialah, pendapatan parkir, sarang burung wallet. CPO, dan tentunya Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
“Jadi semua potensi yang ada,akan kita olah sebaik mungkin. Intinya, semua potensi tersebut dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi pemerintah Kutim,” ujar Irawansyah yang juga mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim itu.
Selama ini tidak semua potensi di Kutim diberdayakan menjadi PAD bagi pemerintah. Salah satunya seperti lahan parkir. Padahal, semua itu, merupakan lahan basah baru bagi pemerintah. Bertepatan dengan defisit ini, maka semua itu wajib dikelola secara keseluruhan. “Jadi ini saatnya kita kelolah semua potensi di Kutim. Dengan begitu, PAD kita akan bertambah dari sebelumnya,” katanya.
Kesepakatan ini diambil lantaran Kutim sedang dilanda defisit anggaran. Pada tahun 2017, pemerintah hanya dijatah Rp 2,6 triliun sekian. Terpaksa, anggaran yang terbilang minim tersebut harus dibagi-bagi kebeberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Untuk tipe A, dijatah Rp 1 miliar, tipe B Rp 900 juta dan tipe C Rp 800 juta. “Itu semua untuk kegiatan operasional,” katanya.
Tidak hanya itu, pada tahun ini pula, pihaknya dibebani oleh utang yang terbilang besar. Diantaranya utang kepada kontraktor dalam pembangunan lima Puskesmas yang tersebar di Kutim. Karena kewajiban,maka semua utang tersebut harus diselesaikan. “Kita masih susun pencairannnya. Jadwal pembayaran. Target tahun ini. Awal februari ini kita mulai,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post