SAMARINDA – Maksimus (36) tidak henti-hentinya menitikkan air mata. Ia baru saja kehilangan istri tercintanya, Elisabeth Erni Naro (30). Ibu satu anak itu diduga tenggelam di Sungai Mahakam, Rabu (26/6/2019).
Warga Jalan Gerbang Dayaku, RT 5, Kelurahan Loa Duri Ulu, Kecamatan Loa Janan, Kukar ini tak menyangka, jika istrinya bakal berbuat nekat dengan menceburkan diri ke sungai berarus deras tersebut.
Kecurigaan itu timbul dibenaknya tatkala ia menerima telpon dari sang istri sekitar pukul 05.45 Wita. Padahal, sebelum menelepon Elisabeth berada di rumah. Maksimus sendiri tidak mengetahui kapan istrinya keluar rumah pada pagi hari itu, sebab dirinya tengah tertidur.
Dalam percakapan singkat, Elisabeth berucap, agar Maksimus menjaga baik-baik putra semata wayangnya, CN (7). Perkataan itu seperti mengisyaratkan Elisabeth akan meninggalkannya.
Maksimus dibuat bingung lantaran selama ini, ia dan istrinya itu tidak sedang terlibat dalam pertengkaran.
Meski begitu, Maksimus mengakui jika istrinya memang dikenal sebagai sosok yang pendiam dan cukup tertutup. Bahkan, dirinya jarang mendengarkan keluhan dari istrinya itu.
“Tidak ada kelahi atau masalah dengan saya. Tapi, dia itu memang tertutup, jarang cerita kalau ada masalah atau keluhan. Meski tertutup dan pendiam, orangnya selalu ceria,” ucapnya, Rabu (26/6).
Lanjut Maksimus menjelaskan, dalam percakapan itu pula, Elisabeth berpesan agar mencarinya di pinggir sungai.
“Kalau mau ketemu dia, cari dia di sungai. Itu saja yang dikatakan dia ke saya, setelah itu telepon terputus,” ucap Maksimus.
Ternyata, sebelum mengakhiri hidupnya dengan menceburkan diri ke sungai. Elisabeth diketahui sempat mengirim pesan singkat ke sejumlah keluarga, yang isinya, “Kalau mau cari aku, cari aku di belakang (pinggir sungai).
Kepastian Elisabeth menghilang saat ia mendatangi lokasi terakhir Elisabeth mengabarkan, yakni di Jalan Gerbang Dayaku, Gang Mahakam 17, Loa Duri, Kutai Kartanegara (Kukar), didekat jetty PT BBE, sekitar pukul 06.00 Wita.
Di lokasi ini, Maksimus hanya bisa menemukan sepasang sandal dan ponsel milik Elisabeth di pinggir sungai.
“Maksudnya dia ini saya tidak tahu. Tiba-tiba dapat kabar dia tenggelam. Sandal dan handphone (HP) yang didapatkan di pinggir sungai, memang punya dia,” terang Maksimus.
Selain sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT), Elisabeth sendiri juga bekerja di salah satu perusahaan kayu lapis atau plywood di kawasan Loa Duri. Ia menikah dengan Maksimus sejak tahun 2011 lalu. Keduanya dikarunia seorang anak laki-laki . Maksimus kini berharap, istrinya dapat segera ditemukan.
Sementara itu, salah seorang kerabat Maksimus, yakni Michael (30) juga bercerita yang sama. Ia Menerima informasi dari warga sekitar sempat melihat seorang wanita yang tak lain adalah Elisabeth tengah duduk menangis sembari menelepon. Warga saat itu tidak mengetahui penyebab Elisabeth menangis.
Belum lama ditinggal, saat warga itu kembali, Elisabeth tidak lagi terlihat. Namun, terdapat sandal dan handphone (HP) miliknya disekitar pinggir sungai.
“Ada warga yang lihat, saat itu dia (korban) nelpon sambil menangis. Dia kelihatan di pinggir sungai,” kata Michael
Mengetahui hal itu, dirinya dan keluarga lainnya langsung bergegas ke lokasi tempat korban diketahui terlihat terakhir kali.
“Keluarga dari Samarinda, langsung datang ke sini begitu kita kabari,” imbuhnya.
Sementara itu, Basarnas, Kepolisian dari Polsek Kawasan Pelabuhan (KP) Samarinda, Polsek Loa Janan, instansi terkait, dan unsur relawan, serta warga sekitar tengah melakukan pencarian dengan menggunakan speed boat maupun rubber boat.
Kapolsek Loa Janan, AKP Andika Dharma Sena menerangkan, saat ini pihaknya masih fokus pada pencarian korban (Elosabeth. Red). “Kita sudah koordinasi dengan Basarnas dan relawan untuk pencarian korban ini,” kata Andika.
Terkait dengan penyebab korban tenggelam, diduga kuat akibat permasalahan ekonomi yang mengakibatkan korban memilih untuk mengakhiri hidup dengan menceburkan diri ke sungai.”Kita sudah mintai keterangan suaminya, sementara ini karena permasalahan ekonomi, yang menyebabkan korban diduga menceburkan diri ke sungai. Sementara barang-barang korban yang diamankan, diantaranya HP dan sandal jepit,” terang Andika.
Hingga pukul 17.00 Wita, tim SAR gabungan belum juga berhasil menemukan Elisabeth, sementara pencarian terus dilakukan. Bahkan sejumlah cara tradisional juga dilakukan guna dapat segera menemukannya. (kis/beb/prokal)